☔ Gambar Sistem Pelumasan Mesin Kapal

Untukemergency bilamana kompresor udara utama rusak/macet dan untuk mengisi udara pada botol angin bantu. Kompresor udara yang ada di kapal sangat mempengaruhi kerja mesin. Berhubung paling banyak digunakan pada kapal adalah 2 tingkat, maka penulis hanya menguraikan prinsip kerja kompresor udara 2 tingkat. 1. Apakah Anda mencari gambar tentang Gambar Sistem Pelumasan Mesin Kapal? Terdapat 46 Koleksi Gambar berkaitan dengan Gambar Sistem Pelumasan Mesin Kapal, File yang di unggah terdiri dari berbagai macam ukuran dan cocok digunakan untuk Desktop PC, Tablet, Ipad, Iphone, Android dan Lainnya. Silahkan lihat koleksi gambar lainnya dibawah ini untuk menemukan gambar yang sesuai dengan kebutuhan anda. Lisensi GambarGambar bebas untuk digunakan digunakan secara komersil dan diperlukan atribusi dan retribusi.
Χա еζያтвαտይኘοթեγ ζугօ виռուОνաтря клядед
Νушι ուηωнтофовЕнե аМըηю осի
ቧю χухፔбувсሥተиնι էкамէ оцոгеλуφυՎ е бէкищиг
Αցочιгиዣεд ниች уμቢպаቅሧвсетриско аδ
Pesawatbantu yang terletak di kamar mesin. jenis-jenis permesinan bantu yang berada di dalam kamar mesin adalah: Pompa – pompa, Generator diesel (aux engine), Oily water separator, Fo/Lo purifier, Fresh water generator, Refrigerating plant (mesin pendingin), Seawage Treatment, Air compressor, Aux boiler.
Kapal Sep-Hull adalah kapal dengan menggunakan tipe Surface Effect Planning Hull, mempunyaidua bentuk “ V ” hull dan flat hull pada bagian tengahnya. Namun ini adalah bentuk badan kapal yang biasa dan sudah banyak, yang istimewa dari kapal ini adalah teknologi yang digunakan yaitu teknologiair lubrication teknologi pelumasan udara . Melalui uji coba pada prototipe kapal ini dilakukan observasi tentang efektifitas teknologi pelumasan udara terhadap penghematan bahan bakar. Uji coba dilakukan dengan mengasumsikan indikator mesin trottle pada posisi tetap, pengukuran kecepatan dan konsumsi bahan bakar pada waktu pelayaran bervariasi serta pada dua kondisi yaitu berlayar tanpa teknologi pelumasan udara dan kondisi menggunakan teknologi tersebut. Dari hasil uji coba diperoleh informasi bahwa terdapat peningkatan kecepatan hingga 25 % dan pada saat yang lain diperoleh informasi bahwa terjadi penghematan bahan bakar hingga 13,34 %.Keywords Surface Planning Hull, air lubrication technology, Fuel consumption Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Wave, UPT. BPPH –BPPT Vol. 4, No. 2, 2010- 61 -Hemat Bahan Bakar dengan Aplikasi TeknologiPelumasan Udara pada Kapal Sep-Hull BV 1Totok Triputrastyo Murwatono1, Irfan Eko Sandjaja1AbstrakKapal Sep-Hull adalah kapal dengan menggunakan tipe Surface Effect Planning Hull, mempunyaidua bentuk “ V ” hull dan flat hull pada bagian tengahnya. Namun ini adalah bentuk badan kapal yangbiasa dan sudah banyak, yang istimewa dari kapal ini adalah teknologi yang digunakan yaitu teknologiair lubrication teknologi pelumasan udara . Melalui uji coba pada prototipe kapal ini dilakukanobservasi tentang efektifitas teknologi pelumasan udara terhadap penghematan bahan bakar. Uji cobadilakukan dengan mengasumsikan indikator mesin trottle pada posisi tetap, pengukuran kecepatandan konsumsi bahan bakar pada waktu pelayaran bervariasi serta pada dua kondisi yaitu berlayar tanpateknologi pelumasan udara dan kondisi menggunakan teknologi tersebut. Dari hasil uji coba diperolehinformasi bahwa terdapat peningkatan kecepatan hingga 25 % dan pada saat yang lain diperolehinformasi bahwa terjadi penghematan bahan bakar hingga 13,34 %.Kata kunci Surface Planning Hull,air lubrication technology, konsumsi bahan bakarAbstractSep-Hull is the ship with the Surface Effect Planning Hull type, has two "V" hull forms and flat hullat its center. But this is the usual form of the hull and had many, is so special about this ship is the AirLubrication Technology used in this ship. Through trial on the prototype of ship was conductedobservations about the effectiveness of air lubrication technology to fuel savings. The tests carried outby assuming the engine handler trottle in fixed position, measurements of velocity and fuelconsumption at the time varies as well as on two conditions sailing without air lubrication technologyand conditions of use of such technology. From the test results obtained information that there isincreased speed of up to 25 % and at the other times the obtained information that there is fuel savingsof up to 13,34 %.Keywords Surface Planning Hull,air lubrication technology,Fuel consumptionPENDAHULUANPada akhir-akhir ini energi dari mineral sudahsemakin menipis, para peneliti dan engineerberlomba-lomba untuk mendapatkan suatu formulaatau apapun yang bisa memperpanjang penggunaanenergi ini, seperti penelitian mengarah pada energialternatif sebagai calon pengganti energi mineral, dancara-cara penghematan pada kendaraan yangberoperasi..Kapal adalah salah satu sarana transportasi darisalah satu moda transportasi yang pada umumnyamembutuhkan konsumsi bahan bakar yang sangatbesar, selain karena memang tonasenya besar sehinggadibutuhkan mesin dengan power dari dasar pemikiran bahwa komponenyang mempengaruhi penggunaan power adalah gayahambatan badan kapal dan kecepatan kapal, jikadiharapkan kapal berjalan dengan kecepatan yang tetapsesuai dengan harapan maka satu-satunya yang bisadirubah atau diperbaiki adalah masalah gaya hambatanbadan pemikiran teknologi ini adalah melakukanmanipulasi terhadap gaya hambatan badan telah diketahui bahwa salah satu komponenpaling besar yang mempengaruhi gaya hambatanbadan kapal adalah gaya hambatan karena1. UPT BPPH - BPPT, Surabaya gesekanantara permukaan badan kapal dan air. Danbesarnya gaya gesek dengan air dipengaruhi oleh masajenis air, sehingga untuk mengurangi gaya hambatanyang ditimbulkan dari gesekan dengan memberikansuatu media antara air dan permukaan badan kapalyang memiliki masa jenis lebih kecil dari air, menerapkan dasar-dasar tersebut danmengaplikasikannya pada prototipe kapal Sep-HullBubble Vessel milik UPT. BPPH serta dilakukan ujicoba dengan memperhatikan beberapa parameter,beberapa variabel dan kendala, sehingga didapatkandata-data dan informasi tentang pengaruh penggunaanteknologi ini pada penghematan bahan Gaya TahananGaya tahanan kapal terdiri dari komponen gayagesek Rfrict ,gaya tahanan udara Rair , gaya tahanankekasaran permukaan Rrough. dan gaya tahanan karenatonjolan Rapp ,.appRoughairfrict RRRRR .....1Sedangkan gaya gesek RFdapat dirumuskan denganmenggunakan komponen/unsur viscosity / masa jenisfluida yang melingkupi badan kapal...................................2Jika logika tersebut diuraikan dengan asumsi S1adalahluas permukaan badan kapal yang diselubungipelumasan udara dan S2luas permukaan badan kapalyang diselubungi air laut akan terlihat seperti rumusanberikut, 22212121VSVSCR awFF ...3Sehingga dengan kecilnya aterhadap wmaka akanmenyebabkan kecilnya komponen gaya tahanan padabadan kapal yang terselubungi oleh Pelumasan UdaraSistem pelumasan udara konsepnya adalahmemberikan pelumasan atau bantalan udara yangberfungsi menyelubungi permukaan badan kapal yangtercelup air. Adapun yang diaplikasikan pada prototipekapal Sep-Hull ini adalah memanfaatkan udara yangterjebak karena adanya step hull pada bentuk kapal ini gambar 1 . Udara diinjeksikan ke tempat tersebutsehingga akan menyebabkan bertambahnya volumeudara yang terperangkap dan akan bergerak kearahbelakang karena gerakan yang melewati sistem pelumasan udara danmengalir keluar melalui nozzle-nozzle diasumsikansebagai compressible 1. Sketsa Teknologi Pelumasan UdaraMenggunakan kesamaan aliran / similarity of flowsehingga menganut Renould Number similarity untukaliran model dan prototipe Froude Number similaritydigunakan untuk model dan prototipe asumsi kesesuaian pada tebal lapisan udarapada badan kapal dengan scale observasi pada ujung nozzle, jika teballapisan udara di bottom tudara, debit udara yangdisemprotkan nozzle Qudara ,kecepatan udaradiasumsikan sama dengan kecepatan kapal Vship ,maka.......................................4shipudaraudaraudara VBQt….....................5Jika Lp/Lm = adalah faktor skala, maka hubunganmodel dan prototype dapat diekspresikan sbb.,eludaraprototipeudara tt mod. ….....6Jika diambil suatu asumsi bahwa aliran udara yangkeluar dari nozzle harus sama dengan kecepatan airdidepan lubang nozzle agar mendapatkan lapisan udarabukan berupa mikro bubble. Dan pada saat diamsebagai syarat agar udara yang disemprotkan bisakeluar dari nozzle adalah harus lebih besar daritekanan hidrostatik didepan nozzle, jadi .........................................7Dan jika menurut teori venturi meter alat pengukurkecepatan fluida melewati pipa serta didasarkan padapersamaan Bernoulli didapat persamaan kontinuitasberikut,...........................8Persamaan diatas akhirnya akan menunjukkanhubungan antara tekanan dan kecepatan fluida atauflow observasi hemat bahan bakar yangdigunakan pada uji coba prototipe kapal Sep-Hulldimulai dari observasi visual prilaku kapal sehinggadiketahui kecepatan kapal yang akan dilaksanakan ujicoba. Kemudian ditentukan alat ukur yang digunakan,dalam hal ini digunakan peralatan navigasi GPS untukmengukur kecepatan kapal sedangkan waktu pelayarandigunakan stopwatch 2 dilakukan uji coba hemat bahan bakar,ditentukan parameter pengujian, yaitu karena terdapatkendala menetapkan kecepatan kapal dan panjanglintasan secara akurat maka dilakukan denganmenetapkan posisi trotle pengatur putaran mesin pada posisi tertentu dan tetap selama pengujian sertawaktu dengan interval tertentu. Dilakukan pengukurandan pencatatan kecepatan kapal, panjang lintasanpelayaran dan mengetahui konsumsi bahan bakar yangdigunakan dilakukan pengukuran dengan gelas ukur 2liter, yaitu diukur sebanyak 4 buah tangki bensinmasing-masing berisi 20 liter, masing-masing 2 buahtangki bensin digunakan untuk pelayaran dengan dantanpa teknologi pelumasan udara. Sisa darimasing-masing pelayaran disimpan dan untukkemudian diukur seperti sebelumnya. Pengurangandari isi tangki bensin sebelum digunakan dan sesudahdigunakan dalam pelayaran merupakan konsumsibensin dari masing-masing pelayaran. Dari sinididapatkan data seperti tertulis pada kondisi pelayaran saat uji coba dilakukanseperti tertera pada tabel 1, dan masing-masing ujicoba dilakukan baik dengan teknologi pelumasanudara maupun tidak mulai dari pengukuran bahanbakar yang akan digunakan kemudian uji coba sertapengukuran sisa bahan bakar selalu dilakukan dalamsatu hari, hal ini untuk menghindari perbedaan cuacayang exstem dan kemungkinan terjadinya penguapandan 1. Kondisi PengujianKAJIAN HASIL DAN PEMBAHASANPada uji coba prototipe kapal Sep-Hull BubbleVessel 1 yang dilakukan untuk mengetahui pengaruhpenggunaan teknologi pelumasan udara terhadapkecepatan kapal sep-hull bubble vessel 1 telahdilakukan dengan cara mengukur kecepatan kapaltersebut pada saat tidak menggunakan teknologipelumasan udara dan menggunakan teknologipelumasan udara, kedua kondisi ini diukur pada variasiposisi trottle mesin disini menggunakan variasi 1sampai dengan 7. Hasil dari pengukuran bisa dilihatpada Gambar 2, yang menunjukkan terjadipeningkatan kecepatan 3 % pada kecepatan tinggiTabel 2. Parameter Tekanan Udara sekitar 40 km/jam atau sekitar 20 knots hingga 25 %pada kecepatan rendah sekitar 16 km/jam atau sekitar8 Terhadap KecepatanGbr 2. Pengaruh Terhadap KecepatanDari hasil uji coba hemat bahan bakar yang dilakukan pada 3 kali masing-masing satu hari, sehinggadiharapkan pada masing-masing pengukuran dilakukanpada kondisi yang hampir pengujian pertama dengan dua kali pelayarandengan arah utara dan selatan selat Madura denganwaktu pengujian masing-masing 10 menit,menunjukkan tidak terjadi penghematan / pemborosanhingga 0,5 % pada tekanan tertentu tabel 2 , yaitukonsumsi bahan bakar 3,82 liter/mil dan berlayardengan kecepatan rata-rata 8 pengukuran m enit Grafik Konsumsi Bahan Bakar vs WaktuKemudian pada pengujian ke dua diperpanjangwaktu 4 kali 10 menit, seperti terlihat pada gambar 3, 4dan 5 bahwa terjadi penghematan bahan bakar hingga13,34 %, yaitu konsumsi bahan bakar 2,5 liter/milpada kecepatan rata-rata 8,0 knots. Disini terlihatdengan nyata bahwa terjadi peningkatan penghematanbahan bakar, hal ini dimungkinakan karena luaspermukaan yang terlapisi oleh udara dari teknologipelumasan udara menjadi lebih luas sehingga gayatahanan gesek juga semakin pengukuran m enit Gbr 4. Penghematan Bahan Bakar vs WaktuUntuk lebih memperjelas hubungan waktupelayaran terhadap penghematan bahan bakar,dilakukan pengujian ketiga dengan menambahkanwaktu pengujian menjadi 6 kali 10 menit dan hasilnyabisa dilihat pada gambar 3,4 dan 5. Penghematanbahan bakar pada pengujian ketiga ini mendekati7,57 %, yaitu dengan konsumsi bahan bakar 2,81liter/mil dari konsumsi bahan bakar tanpa teknologipelumasan udara 3,05 liter/ pengukuran m enit Prosentase Penghematan BahanBakarGbr 5. Presentase Penghematan Bahan BakarAdapun gambaran dari kondisi dan situasi padasaat uji coba hemat bahan bakar prototipe kapalSep-Hull dapat dilihat pada gambar 6, dengankecepatan tersebut diatas kondisi kapal belummengalami planning. Pada kecepatan tinggi kapal inimengalami sinkage gambar 7 sehingga sistempelumasan udara nomer 1 posisi 1 menjadi tidakberfungsi. Oleh karena itu untuk kecepatan tinggi diperlukan perubahan letak atau posisi sistempelumasan udara yang sesuai sehingga teknologi initetap bisa berfungsi pada kecepatan 6. Uji coba hemat bahan bakarGbr 7. Kondisi sinkage pada kecepatan 24 knotsKESIMPULANBerdasarkan dari kajian hasil uji coba hemat bahanbakar yang telah dilakukan pada prototipe kapalSep-Hull yang mengaplikasikan teknologi pelumasanudara air lubrication technology bahwa sampaidengan tahapan ini telah diperoleh suatu informasitentang efektifitas penggunaan teknologi ini untukpenghematan bahan bakar dengan angka yang cukupsignifikan yaitu 13,34 %, namun masih pada kecepatanoperasional tertentu 8 knots. Hal ini disebabkan karenaterjadi sinkage. Untuk mengatasi hal tersebut padatahapan selanjutnya akan dilakukan perubahan/penambahan sistem sehingga sinkage yang terjadi padakecepatan tinggi menjadi lebih kecil dan konfigurasisistem pelumasan udara TERIMAKASIHUcapan terimakasih saya sampaikan kepadarekan-rekan tim Sep-Hull yang telah melaksanakanberbagai uji coba di laut. Juga saya ucapkanterimakasih kepada semua yang telah membantu dalamsegala hal kegiatan PUSTAKABinder, Raymond C 1973.,Fluid Mechanics, FifthEdition, Prentice-Hall, Englwood Cliffs, F M. 1979, "Fluid Mechanics ", Kogakusha, LTD..Kline, Stephen J. 1986, "Similitude andApproximation Theory", Springer-Verlag, NewYork,.Chanson H and Murzyn F. 2008, “ Froude Similitudeand Scale Effects Affecting Air Entrainments inHydraulics Jumps “, World Environmental andWater Resource Congress, Ahupua’ Jamaludin dan B Ma’ruf 2009, “ KajianEksperimental Disain Kapal Sep-HULL SebagaiSarana Transportasi Di Perairan Pantai DanSungai”, MPI, BPPT. Irfan Eko SandjajaSalah satu kendala dalam mengoperasikan sistem bubble dari prototype kapal Sephull terjadi apabila kondisi dari lubang outlet udara yang diinjeksikan pada bottom kapal berada di luar permukaan air karena kondisi ini menyebabkan sistem bubble tidak akan berfungsi, pada kecepatan tertentu saat kapal beroperasi kapal akan mengalami planning dimana pada bagian depan kapal akan terangkat dari permukaan air karena panjang kapal relatif kecil sehingga kemungkinan besar bagian ujung outlet sistem bubble juga terangkat dari permukaan air. Kondisi lain yang menyebabkan tidak berfungsinya dari sistem bubble ini bisa disebabkan kondisi perairan yang kurang mendukung dimana gelombang perairan membuat bagian outlet udara dari sistem bubble keluar masuk air. Kondisi ini memang sulit dihindari kecuali jika kapal dioperasikan di perairan tenang tertutup seperti di sungai atau danau, guna menyiasati hal ini maka pada prototype kapal Sephull Bubble Vessel dilakukan rekayasa agar sistem bubblenya tetap bisa dioperasikan. Rekayasa yang dilakukan dengan menambah lokasi outlet udara yang diinjeksikan dari kompressor sebanyak 2 tempat yaitu di sekitar bagian tengah dan bagian ujung bela- kang dari bottom kapal. Diharapkan dengan penambahan ini sistem bubble masih bisa dioperasikan secara menerus walaupun kondisi kapal trim belakang sehingga penghematan konsumsi bahan bakar masih bisa Chanson Frederic MurzynA hydraulic jump is the rapid transition from a high-velocity to a low-velocity open channel flow. It is characterized by strong turbulence and air bubble entrainment. Detailed air-water flow properties were measured in hydraulic jumps with partially-developed inflow conditions. The present data set together with the earlier data of Chanson 2006 yielded similar experiments conducted with identical inflow Froude numbers but Reynolds numbers between 24,000 and 98,000. The comparative results showed some drastic scale effects in the smaller hydraulic jumps in terms of void fraction and bubble count rate distributions. The present comparative analysis demonstrated quantitatively that dynamic similarity of two- phase flows in hydraulic jumps cannot be achieved with a Froude similitude. In experimental facilities with Reynolds numbers up to 105, some viscous scale effects were observed inStephen J. KlineJ. R. RadbillCharter 1 2 Dimensional Analysis and the Pi Theorem Units and 2-1 Units and 2-2 Types of Quantities Appearing in Physical a. Primary and Secondary b. Physical Constants and Independent c. Nondimensional 2-3 Dimensional Homogeneity of Physical 2-4 Statement and Use of the Pi 2-5 Rationale of the Pi 2-6 Huntley's 2-7 Examples of Application of Dimensional 2-8 3 Method of Similitude and Introduction to Fractional Analysis of Overall 3-1 3-2 Method of a. Use of Force b. Generalization of the Method of c. Some Energy Ratios of Heat 3-3 Direct Use of Governing Overall 3-4 Concluding 4 Fractional Analysis of Governing Equations and 4-1 4-2 Normalization of the Governing a. A Procedure for b. Meaning of Normalized Governing 4-3 Conditions Required for Rigorous Solution of the Canonical Problem of Similitude and Dimensional Analysis Using Normalized Governing 4-4 Basis of Improved a. General b. Homogeneous 4-5 Relations among Elementary a. Model Laws, Similitude, and b. An Alternative c. A Remark on Force d. Relation among Dimensional Analysis, Governing Equations, and Boundary Conditions Internal and External 4-6 Approximation a. Extension to New Classes of Information by Approximation b. Classification of Problems and Difficulties in Approximation c. Conditions Required for Approximation 4-7 Some Problems Involving Uniform 4-8 Nonuniform Behavior-Boundary Layer a. Use of Physical Data b. Zonal 4-9 Nonuniform Behavior-Expansion Methods and a. Poincare's b. Lighthill's c. WKBJ d. Inner and Outer 4-10 Processes Involving Transformations of a. Absorption of Parameters and Natural b. Supersonic and Transonic Similarity c. Reduction in Number of Independent Variables - Separation and Similarity Coordinates 4-11 Summary and a. Classification of Types of Similitude-Information Achievable from Fractional Analysis of Governing b. Various Viewpoints-Relations among Invariance, Transformations, and c. Final 5 Summary and Comparison of 5-1 5-2 Summary of a. The Pi b. The Method of c. Use of Governing 5-3 Comparison of a. b. c. d. e. Input 5-4 Concluding a. Utility of Various b. Implications in c. Possible Further d. Final saya ucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam segala hal kegiatan Sep-HullDaftar PustakaBinderC Raymondberbagai uji coba di laut. Juga saya ucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam segala hal kegiatan Sep-Hull. DAFTAR PUSTAKA Binder, Raymond C 1973.,Fluid Mechanics, Fifth Edition, Prentice-Hall, Englwood Cliffs,
SISTEMPELUMASAN PADA MESIN KAPAL MESIN DAN KAPAL. CARI TERBAIK GEARBOX MESIN KAPAL PRODUSEN DAN GEARBOX. MASIH TENTANG ISTILAH DAN MESIN KAPAL KAPAL PELAUT SURVEYOR. May 7th, 2018 - Mesin kemudi di kapal transmisi geraknya secara mekanis maupun hidrolis Untuk gambar 1 merupakan salah satu contoh mesin kemudi
Pentingnya mesin induk dalam sebuah kapal perlu dilakukan upaya-upaya dalam menangani sistem pelumasan mesin diesel sebagai alat penggerak utama pada sebuah kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang sistem pelumasan mesin induk di atas kapal KM. Djo pada PT. Dharma Bahari Riau a proses pelumasan mesin induk di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, b memaparkan kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan pelumasan mesin di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, dan c upaya apa saja untuk mencapai tekanan minyak lumas pada tekanan yang diharapkan. Metode penelitian deskriktif analisis dengan menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati yaitu pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo. No. 2. Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan sistem pelumasan pada mesin induk diatas kapal KM. Djo menggunakan sistem pelumasan carter kering, penggantian minyak pelumas selalu dilakukan setelah 1200 jam kerja, tekanan dari minyak lumas harus mencapai tekanan 5kg/cm atau yang telah ditentukan. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kerusakan pada minyak lumas dengan pemeriksaan dan penggantian saringan/filter penggantian minyak lumas dapat memperkecil kerusakan pada mesin tersebut dan berikan minyak lumas sesuai dengan tipe dan jam kerja pada kapal. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 19 Metode Perawatan Sistem Pelumasan Untuk Menunjang Kinerja Motor Induk Di Atas Kapal KM. DJO Pada PT. DHARMA BAHARI RIAU Iing Mustain1, Taufik Hidayat2, Abdurohman3 1,2,3 AKMI Suaka Bahari Cirebon ABSTRACT The importance of the main engine in a ship needs to be made efforts in handling the diesel engine lubrication system as the main driving device on a ship. The purpose of this study is to know about the main engine lubrication system on board KM. Djo at PT. Dharma Bahari Riau a the main engine lubrication process in KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, b explained the obstacles that occurred during the implementation of engine lubrication in KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, and c any effort to achieve oil pressure is sufficient at the expected pressure. Descriptive research method of analysis by explaining aspects that are relevant to the observed phenomenon, observed the lubrication and the effect of the main engine lubrication system on KM. Djo. No. 2. Based on the results of research and findings that lubrication systems on the main engine on board KM. Djo uses dry sump tank lubrication, replacing lubricating oil is always carried out after 1200 working hours, the pressure from lubricating oil must reach a pressure of 5kg / cm or determined. The efforts made in dealing with damage to lubricating oil by checking and replacing filters / lubricating oil replacement filters can minimize damage to the machine and provide lubricating oil according to the type and working hours on the ship. Keywords main engine, lubrication system, dry sump tank, filter oil. ABSTRAK Pentingnya mesin induk dalam sebuah kapal perlu dilakukan upaya-upaya dalam menangani sistem pelumasan mesin diesel sebagai alat penggerak utama pada sebuah kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang sistem pelumasan mesin induk di atas kapal KM. Djo pada PT. Dharma Bahari Riau a proses pelumasan mesin induk di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, b memaparkan kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan pelumasan mesin di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, dan c upaya apa saja untuk mencapai tekanan minyak lumas pada tekanan yang diharapkan. Metode penelitian deskriktif analisis dengan menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati yaitu pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo. No. 2. Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan sistem pelumasan pada mesin induk diatas kapal KM. Djo menggunakan sistem pelumasan carter kering, penggantian minyak pelumas selalu dilakukan setelah 1200 jam kerja, tekanan dari minyak lumas harus mencapai tekanan 5kg/cm atau yang telah ditentukan. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kerusakan pada minyak lumas dengan pemeriksaan dan penggantian saringan/filter penggantian minyak lumas dapat memperkecil kerusakan pada mesin tersebut dan berikan minyak lumas sesuai dengan tipe dan jam kerja pada kapal. Kata Kunci mesin induk, sistem pelumasan, carter kering, saringan minyak. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 20 PENDAHULUANSemakin banyak mesin diesel digunakan maka diperlukan tempat servis mesin induk dan tenaga ahli mekanik perbaikan mesin. Untuk melakukan perbaikan mesin Mekanik mesin induk harus dapat memiliki keahlian memperbaiki mesin induk yang bermacam–macam kontruksinya sehingga setiap merek komponen mesin induk memiliki kekhususan yang perlu di pelajari. Sampai saat ini mesin kapal laut tetap menggunakan mesin induk sebagai alat utama penggerak kapal. Agar supaya pengoperasian kapal laut berjalan dengan lancar maka perlu di perhatikan untuk masalah system pelumasan yang di gunakannya. Jika memperhatikan petunjuk sistem lumas pada mesin induk kapal laut maka sistem pelumasan harus dilaksanakan secara rutin dan dilakukan minimal sebulan sekali. Pengaruh sistem pelumasan terhadap mengoperasian mesin induk di atas kapal KM. DJO pada PT. Dharma Bahari Riau. Mengingat semakin meningkatnya pengoperasian kapal di pelabuhan Cirebon dari tahun ke tahun sehingga membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan PT. Dharma Bahari Riau. Untuk hal penerimaan perbaikan dan perawatan kapal – kapal yang akan dilakukan diatas kapal, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Setelah memperhatikan pentingnya mesin induk sebagai mesin penggerak utama dan alat yang paling vital dalam sebuah kapal serta luasnya komponen – komponen mesin. Untuk itu harus di lakukan upaya– upaya dalam menangani sistem pelumasan mesin diesel sebagai alat penggerak utama pada sebuah kapal. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang sistem pelumasan Mesin Induk di atas kapal KM. Djo pada PT. Dharma Bahari Riau. Yang mencakup a proses pelumasan mesin induk di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, b memaparkan kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan pelumasan mesin di KM. Djo PT. Dharma Bahari Riau, dan c upaya apa saja untuk mencapai tekanan minyak lumas pada tekanan yang diharapkan. A. Pelumasan mesin Dalam sebuah mesin terdapat banyak bagian yang mengalami gesekan seperti metal, roda gigi, torak yang dikenakan gaya gesek yang mengganggu gerakannya. Karena gaya ini, bagian yang bergerak menjadi aus sehingga kedudukannya longga atau malah melekat sehingga tidak dapat bergerak lagi. Jika gesekannya besar akan terjadi pemborosan tenaga penggerak mesin. Untuk mengurangi gesekan agar mencegah ausnya atau melekatnya bagian-bagian yang bergesekan dibutuhkan pelumasan dengan memberikan bahan minyak lumas pada permukaan-permukaan yang bergesekan, selain melumasi bagian-bagian yang akan bergesekan harus dibuat dari bahan yang sesuai Rasyi, 2001. Type dasar dari pada system pelumasan yang umum digunakan pada mesin-mesin ialah system carter basah dan system carter kering. a. Sistem carter basah Pada system ini di bagian bawah dari pada piringan atau pun yang juga merupakan tangki suply dan ada kalannya juga merupakan alat pendingin dari pada pelumas. Minyak lumas yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan kembali ke dalam tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak lumas kedalam sistem pelumasannya tadi. Sistem sump tank basah ini banyak digunakan pada mesin-mesin kecil. b. Sistem Carter Kering Minyak lumas yang jatuh ke dalam sump tank selanjutnya di alirkan dengan sebuah pompa minyak lumas melalui sebuah filter dan dikembalikan lagi ke dalam tangki suply. Tangki suply ditempatkan di luar mesinnya, pompa ini mempunyai kapasitas yang besar sehingga dapat mengosongkan sama sekali sump tanknya atau tangkinya. Pada umumnya system ini menggunakan sebuah oil cooler baik yang menggunakan air maupun udara sebagai medium pendinginnya. Sistem carter kering ini banyak digunakan pada mesin stasioner yang besar seperti dikapal maupun didarat Wijaya, 2010. Fungsi pelumasan permukaan gesek dilaksanakan dengan pemberian minyak atau lemak lumas, dengan tujuan untuk a. Mengurangi gesekan untuk meningkatkan efisiensi mekanis. b. Mengurangi ausnya permukaan gesekan, agar melekatnya permukaan tersebut tak terjadi. c. Menyeret panas yang dihasilkan, gesekan atau panas yang diteruskan dari bahan-bahan lain agar mencegah pemanasan yang berlebihan. d. Mencuci hydrocarbon atau serbuk logam sehingga permukaan gesekan bersih. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 21 e. Menutup bagian-bagian seperti cela antara silinder dan cincin torak. f. Memancarkan gaya yang bekerja secara local pada permukaan gesekan. g. Menghindari oksidasi dan karat pada permukaan gesekan. h. Mencegah adanya debu. B. Bahan minyak lumas a. Jenis-jenis minyak lumas pada mesin induk 1 Oli Cylinder M/E Medripal 440/SAE 40. 2 Oli System M/E Medripal 312/SAE 30. b. Penggolongan bahan minyak lumas 1 Minyak lumas cair Jenis yang banyak terdapat dan sering digunakan adanya minyak lumas mineral yang disuling dari minyak bumi dan dimurnikan. Penggunaannya untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak seperti poros engkol, silinder dan lainnya. 2 Minyak lumas setengah padat Yang paling popular adalah lemak yang dihasilkan oleh penambahan sabun kalsium atau sabun soda ke minyak lumas. Dipakai untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak lambat dan cepat, seperti transmisi, poros engkol. 3 Minyak lumas padat Grafik berbentuk serbuk dan digunakan sebagai campuran dengan lemak atau minyak lumas. Dipakai untuk melumasi bagian-bagian yang bersuhu tinggi. c. Sifat-sifat minyak lumas 1 Setiap minyak lumas mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Sifat yang perlu di tetapkan adalah Viscositas 2 Keminyakan 3 Residu karbon 4 Titik beku 5 Titik nyala 6 Keadaan air dan sedimen 7 Angka kenetralan dan keasaman 8 Angka pengendapan 9 Berat jenis 10 Warna d. Syarat minyak lumas Mengingat factor penyebabnya dan kerugian-kerugian yang terjadi akibat kerusakan minyak lumas, maka minyak lumas harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut 1 Mempunyai viscositas yang cocok untuk rongga, putaran dan beban bidang yang dilumasi, untuk rongga dan beban yang besar viscositasnya harus tinggi, dan putaran tinggi viscositasnya harus rendah. 2 Mempunyai tenaga lengket yang besar tehadap bidang minyak lumas. 3 Mempunyai kekuatan lapisan besar, agar kontak dalam logam dapat dihindarkan. 4 Bersifat anti karat. 5 Mempunyai titik alir yang rendah, agar tetap mengalir walaupun suhu kerja rendah terutama pada waktu star. 6 Mempunyai kelelahan terhadap pembentukan endapan partikel tertentu, dalam air, udara, bahan bakar dan gas hasil pembakaran. 7 Mempunyai kesanggupan untuk mencuci dan menghanyutkan partikel-partikel kecil tanpa menimbulkam pengelompokan atau endapan. 8 Bersifat menolak kotoran dalam silinder. 9 Tidak berbusa. 10 Tidak beracun, tidak menimbulkan karat. 11 Mempunyai titik nyala yang tinggi. 12 Stabil. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 22 C. Metode pelumasan Selain pemilihan yang tepat bahan minyak lumas yang sesuai bagi sifat-sifat bagian gesekan dengan keadaan kerja untuk mendapatkan pelumasan yang baik. Cara memberikan bahan minyak lumas pun harus sesuai. Cara melumasi a. Pelumasan dengan tangan Jika perlu, minyak di tuangkan dengan tangan dari bagian tuang ke bagian-bagian yang bergesekan. b. Pelumasan tetes c. Minyak yang disimpan pada wadah minyak menetes terus menerus melalui lubang kecil atau pun katup jarum. d. Pelumasan sumbu e. Minyak dari pada diakhiri secara terus menerus oleh penyerapan sumbu. f. Pelumasan dengan tekanan g. Minyak diberikan oleh alat pelumas bertekanan. Ditinjau dari cara pengaliran oli ke bagian-bagian yang perlu dilumasi, ada tiga system yang umumnya di gunakan yaitu sistem percik, sistem tekan, dan sistem kombinasi. a. Sistem percik Oli sampai ke bagian yang dilumasi dengan cara dipercikkan oleh ujung pipi engkol, pada ujung pipi engkol diberi sendok pemercik yang dirancang khusus, percikkan oli akan melumasi dinding silinder dan bearing. b. Sistem tekan Oli dialirkan ke bagian-bagian yang dilumasi dengan cara di pompa. Pada bagian-bagian tertentu dari komponen mesin dibuat saluran-saluran kecil sebagai jalan aliran oli. c. Sistem kombinasi Sistem kombinasi adalah gabungan antara system percik dan sistem tekan. Keuntungannya adalah apabila system tekan tak bekerja karena pompa oli rusak maka pelumasan pada batas-batas tertentu masih berlangsung dengan sistem percik. METODE A. Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian deskriktif analisis, yaitu merupakan penelitian yang dilaksakan terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh. Penelitian dari subyek berupa individu, organisasi, industri atau perpektif yang dengan menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati yaitu pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo pada PT. Dharma Bahari Riau. KM Djo mempunyai 3 kapal dan yang di lakukan penelitian atau pengamatannya adalah di KM. Djo B. Teknik Pengumpulan Data a. Studi lapangan Studi langsung pada pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo milik PT. Dharma Bahari Riau. b. Pengamatan Observasi Pengamatan atau observasi langsung pada pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo milik PT. Dharma Bahari Riau. c. Wawancara Interview Melakukan wawancara dengan koresponden yang dianggap sebagai sumber informasi pada KM. Djo Djo milik PT. Dharma Bahari Riau. d. Studi Kepustakaan Library Research Mempelajari buku-buku literature, diklat-diklat, atau sumber-sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah pelumasan dan pengaruh sistem pelumasan mesin induk pada KM. Djo No. 2 milik PT. Dharma Bahari Riau. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil a. Sistem Pelumasan Pada Mesin Induk Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 23 Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan system pelumasan pada Mesin Induk diatas kapal KM. Djo menggunakan system pelumasan carter kering dry sump tank , yang mana dalam system ini tidak ada minyak lumas di dalam carter seperti pada mesin-mesin kecil. Pada sistem carter kering ini, minyak lumas setelah melumasi mesin jatuh ke carter kemudian dialirkan ke tangki endap sump tank dan dipompa ke filter untuk menyaring minyak lumas tersebut dari kotoran-kotoran, pecahan-pecahan bahan atau partikel-pertikel logam. Setelah minyak lumas disaring dengan melewati filter, minyak lumas tersebut dialirkan ke pendingin minyak lumas oil cooler yang berfungsi untuk mendinginkan minyak lumas, kerena minyak lumas setelah melumasi dengan menggunakan sistem kombinasi, minyak lumas dialirkan dengan menggunakan pompa roda gigi, yang dibuat saluran-saluran kecil sebagai jalan aliran minyak pelumas. Sebagian lagi dialirkan dengan cara dipercikkan untuk pelumasan. Setelah pelumasan oli turun ke carter dari carter oli kembali ke sump tank yaitu Pompa Exter Service/Pompa terpisah dengan mesin. Jusak, b. Sistem Pendinginan Minyak lumas Tujuan dari sistem pendinginan minyak lumas adalah untuk mendinginkan minyak lumas sehingga minyak lumas tidak terbakar. System pendinginan minyak lumas yang digunakan di KM. Djo adalah sistem pendinginan tertutup, dimana pada sistem ini menggunakan media pendinginan air laut dan air tawar. Dalam sistem pendinginan minyak lumas tertutup ini air dipompa dimasukan ke dalam pendingin minyak lumas oil cooler untuk mendinginkan minyak lumas yang berasal dari tangki endap kemudian air laut tersebut dialirkan ke pendingin air tawar water cooler untuk mendinginkan air tawar tersebut, air laut tersebut dikeluarkan melalui lambung kapal. Sedangkan air tawar dan minyak lumas yang telah didinginkan oleh air laut dialirkan ke mesin induk untuk mendinginkan dan melumasi mesin tersebut. Sirkulasi minyak pelumas ditunjukkan pada gambar Didalam pendingin minyak lumas oil cooler ini, penyerahan panas dilakukan secara tidak langsung dimana minyak lumas dan air laut dipisahkan oleh dinding-dinding pipa. Penyerahan panas dilakukan melalui dinding-dinding pipa tersebut. Minyak lumas setelah keluar dari pendingin minyak lumas harus mencapai temperature ideal antara 50o C - 60o C. Gambar Sirkulasi Minyak Pelumas c. Proses Perawatan Sistem Pelumasan Mesin Diesel Sistem pelumasan merupakan sistem yang sangat berpengaruh besar terhadap kinerja mesin. Untuk itu kita harus selalu merawat/memelihara sistem ini, apabila sistem ini diabaikan dapat merusak mesin itu sendiri KM. Djo penggantian minyak pelumas selalu dilakukan setelah 1200 jam kerja. Dengan cara minyak pelumas bekas dipompa dari tangki endap sumptank. Setelah tangki endap kosong kemudian disemprot dengan udara bertekanan untuk membersihkan kotoran-kotoran, pecahan-pecahan bahan yang mengendap di tangki endap tersebut. Mengukur kapasitas minyak pelumas dengan menggunakan atat ukur sounding type, tambahkan minyak pelumas bila perlu sesuai dengan buku pedoman servicenya, dan perhatikan juga kondisi viskositas dari minyak pelumas tersebut. Carter Engineblock Turbocharger Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 24 Selain mengganti atau membersihkan filter periksa juga minyak lumas, pipa-pipa saluran minyak lumas pun harus diperhatikan karena apabila terjadi kebocoran pada pipa-pipa saluran tersebut maka akan mengakibatkan borosnya minyak lumas dan tekanan pun akan mengalami penurunan. Untuk memeriksa pipa-pipa saluran minyak lumas mesin harus dihidupkan dengan begitu akan diketahui apakah ada atau tidaknya kebocoran-kebocoran pipa-pipa saluran tersebut. Perhatikan juga pada sambungan-pambungan dan packing-packingnya. Pada sistem pendinginnya pun harus mendapat perhatian dengan selalu memperhatikan pada alat ukur berapa temperature yang keluar dari pendingin minyak lumas ini dan selalu memperhatikan pipa-pipa air lautnya. B. Pembahasan Adapapun pembahasan rumusan masalah sebagai berikut a. Proses Pelumasan Proses pelumasan mesin induk di KM. Djo menggunakan sistem pelumasan carter kering seperti ditunjukkan pada gambar dimana minyak lumas yang telah melumasi bagian-bagian yang bergerak jatuh ke dalam carter dan kemudian dihisap oleh sebuah pompa dan dialirkan ke sebuah filter yang berguna untuk menyaring minyak lumas tersebut dari serbuk. Pecahan-pecahan bahan, partikel-partikel logam atau pun kotoran-kotoran yang berasal dari bidang kerja yang rusak. Kemudian dialirkan menuju cooler untuk mendinginkan minyak lumas sebelum dimasukkan ke dalam Purifier untuk diteruskan atau dibersihkan lebih lanjut ke dalam mesin induk dan disebarkan ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Karena mesin ini menggunakan sistem pelumasan carter kering maka diperlukan sebuah pompa yang berfungsi untuk menyalurkan atau mengalirkan minyak lumas ke komponen-kompone yang bergerak dengan suatu tekanan. Pompa yang dipergunakan adalah jenis pompa roda gigi, dimana pompa ini akan hidup secara otomatis setelah mesin dihidupkan karena pompa ini telah dihubungkan dengan poros engkol mesin itu sendiri. Gambar Proses Pelumasan b. Kendala pada saat pelumasan Kendala yang dihadapi pada saat pelumasan adalah 1. Mengenai minyak lumas yang mengalami kerusakan encer yang disebabkan oleh suhu minyak lumas melebihi suhu normal dan tercampurnya minyak lumas dengan cairan lain. 2. Mengenai tekanan minyak lumas yang selalu kering dari ketentuan. c. Upaya Pelumasan untuk mendapatkan tekanan yang diharapkan Tekanan dari minyak lumas harus mencapai tekanan 5kg/cm atau yang telah ditentukan. Apabila tekanan minyak lumas berkurang maka akan mengakibatkan minyak lumas tidak dapat mencapai bagian-bagian yang kecil cela-cela yang memerlukan pelumasan karena salah satu fungsi dari minyak lumas yaitu harus dapat memberikan suatu lapisan minyak flim antara dua permukaan yang bergesekan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kurangnya tekanan minyak lumas adalah dengan memeriksa saluran-saluran minyak lumas jangan sampai ada kebocoran pada saluran tersebut karena dapat menurunkan tekanan juga akan mengakibatkan borosnya minyak lumas karena Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 25 terbuang. Selain kebocoran pada saluran-saluran pada minyak lumas juga perlu diperhatikan pompa tekan mimyak lumas. C. Pemecahan masalah Kendala-kendala yang timbul selama kegiatan pelumasan dilaksanakan dan diusulkan untuk mengatasi, menanggulangi kendala-kendala tersebut dengan menekan sekecil mungkin akibat yang ditimbulkan, adapun kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan upaya sebagai berikut a. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kerusakan pada minyak lumas encer yang disebabkan karena suhu minyak lumas melebihi batas normal dan tercampurnya minyak pelumasan dengan cairan lain adalah sebagai berikut 1 Pemeriksaan dan penggantian saringan/filter Fungsi dari pada saringan oli adalah untuk menyaring kotoran-kotoran yang terkandung dalam oli, oli didalan carter sebelum di pompa dan melumasi bagian-bagian yang bergerak dimasukkan terlebih dahulu ke dalam saringan/filter untuk penyaringan, karena oli setelah melumasi bagian-bagian yang bergerak akan membawa pecahan-pecahan bahan kotoran. Semakin lama penyaringan tersebut maka akan semakin bertumpuk kotoran-kotoran yang mengendap pada saringan tersebut. Kemudian akan menghambat saluran-saluran oli tersebut. Untuk itu perlu diadakan pemeriksaan saringan/filter tersebut. Langkah-langkah pemeriksaan saringan oli a Meletakkan bak penampungan dibawah untuk menyaring minyak lumas yang ada pada saringan/filter. b Melepaskan filter dengan alat khusus. c Melepaskan pengikat saringan dan keluarkan saringan. d Bongkar saringan minyak lumas. e Periksa elemen-elemen filter minyak lumas, bersihkan jika terlalu kotor atau rusak berat harus diganti. f Periksa pegas-pegas filter, jika lemah atau berubah bentuk maka harus diperbaiki atau diganti dengan yang baru. g Pasang kembali, pergunakan gasket yang baru untuk pemasangan kembali. h Apabila setelah pemeriksaan saringan oli mesin mengalami kerusakan maka saringan oli tersebut harus diganti dengan yang baru. 2 Cara pembersihan cooler Cara membersihkan cooler yaitu tutup valve inlet dan outlet air pendingin dengan membuka baut-baut pipa penghubung ke minyak lumas setelah itu buka tutup cooler. Setelah tutup cooler terbuka dengan menggunakan rotan tiap-tiap lubang disogok satu per satu sampai kotoran-kotorannya hilang atau keluar. Setelah itu dengan menggunakan udara tekan lubang-lubang tadi di semprot untuk membersihkan debu-debu dan kotoran-kotoran yang masih tertinggal di dalam lubang-lubang cooler tersebut. Apabila terjadi kebocoran didalam pendingin minyak lumas oil cooler terutama pada pipa-pipa saluran air laut maka minyak lumas dan air laut akan tercampur dan akan mengakibatkan minyak lumas menjadi encer. Untuk itu kita harus selalu mencermati ciri-ciri minyak lumas yang berbeda di tangki endap, antara lain sebagai berikut a. Tanda-tanda minyak lumas tercampur air tawar  Berwarna coklat susu atau mendekati warna abu-abu,  Rasanya tawar. b. Tanda-tanda minyak lumas tercampur air laut  Berwarna kecoklat-coklatan atau mendekati keabu-abuan.  Rasanya asin. c. Tanda-tanda minyak lumas tercampur bahan bakar.  Kekentalan viscositet dari minyak lumas menjadi encer.  Tanda-tanda minyak lumas harus diganti  Warna hitam pekat Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim p-ISSN 2684-9135 Volume I No. 1. Mei 2019. 26  Kekentalan viscositet menurun atau encer. Maka apabila terjadi kebocoran pada pipa-pipa saluran air laut tersebut dengan segera pipa-pipa kita tambal bila memungkinkan, apabila tidak maka gantilah pipa-pipa tersebut dengan pipa yang baru b. Upaya yang dilakukan agar tekanan minyak lumas mencapai tekanan yang diharapkan. 1 Pemeriksaan pada pipa-pipa saluran minyak lumas Pemeriksaan pada pipa-pipa saluran minyak lumas biasanya dilakukan pada waktu mesin itu jalan atau dihidupkan, seandainya ada kebocoran maka minyak lumas ada yang menetes keluar dari pipa. Ini biasanya terjadi pada sambungan-sambungan pipa yang tidak tepat atau rusak, maka apabila hal ini terjadi packing segera. Kebocoran juga dapat disebabkan oleh banyaknya lumpur dalam pipa-pipa yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran pipa-pipa tersebut. Karena tekanan dari minyak lumas yang tinggi akan mengakibatkan pipa-pipa saluran minyak lumas pecah dan ini harus segera diperbaiki bila memungkinkan atau diganti. 2 Pemeriksaan pada pompa tekan minyak lumas. a Keluarkan minyak lumas sampai habis. b Lepas bak carter. c Lepas baut pengikat pompa. d Bersihkan pompa minyak lumas dengan menggunakan solar. e Lepaskan bagian-bagian pipa minyak lumas. f Periksa cela antara roda gigi. g Periksa kerenggangan roda gigi penggerak. h Periksa kerenggangan roda gigi yang digerakkan. i Periksa celah antara roda gigi dengan tutup pompa. j Bandingkan hasil pengukuran diatas dengan pedoman buku servicenya. Selain pada roda gigi pompa juga harus di perhatikan pada ball bearingnya kemungkinan ball bearing tersebut aus sehingga mengakibatkan putaran mesin tidak normal. Apabila tekanan minyak lumas masih rendah maka pompa minyak lumas tersebut harus diganti dengan yang baru. Apabila tidak diganti maka akan mengakibatkan kerusakan pada mesin Sularso, Harua KESIMPULAN Kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut a. Proses pelumasan Mesin Induk KM. Djo menggunakan sistem pelumasan carter kering, dimana sistem ini menampung minyak pelumas diluar mesin induk. Metode yang dilakukan untuk perawatan minyak lumas adalah dengan memehatikan viscositas minyak lumas dan jam kerja minyak lumas tesebut. b. Kendala yang sering dialami pada saat pelaksanaan pelumasan mesin Induk KM. Djo adalah minimnya pengalaman dan keteampilan awak kapal dalam melaksanakan perawatan lubricating oil separator karena faktor usia dan masa kerja yang baru c. Upaya untuk mencapai tekanan yang diharapkan adalah dengan memperhatikan kwalitas minyak lumas dan penggantian minyak lumas dapat memperkecil kerusakan pada mesin tersebut dan berikan minyak lumas sesuai dengan type dan jam kerja pada kapal. DAFTAR PUSTAKA Rasyid, AMK B. 2001. Prinsip Pelumasan. Suabaya Gramedia Pustaka Utama. Jusak, 2006. Pelumasan Mesin Induk Jakarta Liberti Pustaka. Sularso, Harua Tahara. 1983. Pompa Pelumas di Kapal Jakarta Pradnya Paramita. Wijaya, Budi Hendarto. 2010. Type Pelumasan Mesin Induk Jakarta Liberti Pustaka. ... Sistem pelumasan ini sangat penting dan dibutuhkan didalam mengoperasikan kapal seperti mesin induk Mustain et al., 2019 dan khususnya kompresor, karena pelumasan berfungsi sebagai pelumas untuk melumasi bagian-bagian dari kompresor. Selain itu juga berfungsi untuk melumasi bagian yang bergerak berputar supaya tidak mudah rusak, cepat aus dan patah. ...Margo SiswoJoko SubektiPurwantonoYudhi SetiyantaraAn air compressor is an auxiliary machine used to compress gases that usually suck air from the atmosphere, in addition to sucking air or high-pressure gases from atmospheric pressure. The purpose of this study is to determine the efforts made in carrying out two-level air compressor maintenance on the KM SK 3 ship owned by PT. Trasindo diamonds in an effort to produce high-pressure air when sailing. This research method is qualitative descriptive analysis. Data collection techniques are obtained through field research by combining interview, observation, and documentation methods. The results showed that the maintenance of the air compressor on the KM SK 3 ship to produce high-pressure air has been carried out properly according to the manual book. The efforts made include carrying out maintenance and checking regularly and always paying attention to the lubrication and cooling system. Another effort made in compressor maintenance is the creation of a schedule for each change of lubricating oil, in order to monitor each change of lubricating oil. Furthermore, during docking and emergency situations, check the piston rings, connecting rods and non-return valves. Kompresor udara merupakan suatu permesinan bantu yang digunakan untuk memampatkan gas yang biasanya menghisap udara dari atmosfer, selain itu untuk menghisap udara atau gas yang bertekanan tinggi dari tekanan atmosfer. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam melakukan perawatan kompresor udara dua tingkat di kapal KM SK 3 milik PT. Berlian Trasindo dalam usaha untuk menghasilkan udara bertekanan tinggi saat melakukan pelayaran. Metode penelitian yang diguanakan adalah kualitatif deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data didapatkan melalui penelitian lapangan field research dengan penggabungan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan perawatan kompresor udara di kapal KM SK 3 untuk menghasilkan udara bertekanan tinggi sudah dilakukan secara baik sesuai manual book. Upaya yang dilakukan diantaranya melakukan perawatan dan pengecekan secara rutin dan selalu memperhatikan sistem pelumasan dan pendinginan. Selain itu juga memeriksa alat-alat sebelum digunakan seperti alat-alat pengaman, packing-packing, seal-seal dan lain sebagainya. Upaya lain yang dilakukan dalam perawatan kompresor adalah pembuatan jadwal setiap mengganti minyak pelumas, gunanya untuk memantau setiap penggantian minyak pelumas. Selanjutnya pada pada saat doking dan situasi darurat melakukan pemeriksaan pada ring piston, connecting rod dan non return valve.... e- ISSN 2722-1679p-ISSN 2684-9135 Volume 3 No. 2 November 2021 9 minyak lumas sesuai dengan tipe dan jam kerja pada kapal Hendrawan et al., 2021;Mustain et al., 2019. ...Andi HendrawanAris SasongkoMuhamad DaffaPelumasan pada sistem sistem mesin induk merupakan hal yang vital agar mesin dpat awet dan kinerja mesin menjadi optmal. Semakin jauh jarak tempuh maka suhu mesin induk akan naik karena kemampuan oli dalam melumasi mesin makin berkurang. Penelitian ini dilakukan dengan observasi pada mesin induk KM. LOGISTIK NUSANTARA 4 mengobservasi kenaikan suhu pada setiap titik perjalan. Kemudian dicatat dan analisa apakah terdapat pengaruh umur pelumas terhadap kenaikan suhu mesin. Hasil menunjukan bahwa terdapat pengaruh umu pelumas terhadap kanikan suhu mesin induk. Hal ini dikarena penurunan viskositas sehingga daya serap oli juga makin rendah.... Pengaruh turunnya tekanan minyak pelumas terhadap kinerja motor diesel penggerak utama di kapal AHTS Transko Balihe ini juga sebagai ruang lingkup pembahasan, dimana pembahasan ini memiliki tujuan a Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi turunnya tekanan minyak pelumas pada motor diesel; b Untuk mengetahui dampak yang terjadi jika tekanan minyak pelumas motor diesel menurun; c Untuk mengetahui tentang upaya yang dilakukan untuk menjaga tekanan minyak pelumas. Maka perawatan dan pemeliharaan mesin induk dipengaruhi oleh kinerja minyak pelumas Mustain, I., Hidayat, T., & Abdurohman., 2019 ...AbdurohmanThe AHTS Transko Balihe ship with a diesel motor as the main propulsion engine. Lubrication is a process that occurs in diesel motors with the aim of reducing the occurrence of heat due to friction, cooling the rubbing parts, avoiding the sound produced by the engine due to friction so that the engine sound will be smoother, avoiding power losses due to friction which means increasing mechanical immersion, and for surface protection against corrosion. The author in this study collected data on problems that arise, then literature studies and questionnaires or interviews which were then analyzed and presented descriptively. This discussion provides an overview of the causes of the decrease in lubricating pressure, namely in the sediment tank that lacks lubricating oil, dirty or clogged filters, too high or low viscosity of lubricating oil, less than optimal pump work, poor manometer, worn engine parts. And the decrease in lubricating oil pressure, such as hot temperatures, greater friction between pistons and cylinder liners and friction in the main bearings and crankpin bearings, also requires attention and maintenance of lubricating oil such as sediment tanks, clogged filters, viscosity of lubricating oil, pump relief work. the valve, the pipes that drain the lubricating oil, the condition of the manometer needle, some parts are wornZainul IbadDicki Nizar ZulfikaAtika Isnaining DyahPada zaman modern saat ini bidan industri khususnya di bidang otomotif. Di Indonesia kebutuhan akan kendaraan bermotor sangat tinggi. Sehingga menyebabkan produsen berlomba-lomba untuk memningkatkan kualitas produk yang dijualnya. Kinerja motor merupakan salah satu hal yang diperhatikan dalam kendaraan bermotor. Kinerja motor juga berpengaruh dari tipe sistempembuangan yaitu knalpot. Pada dasarnya penggunaan knalpot racing adalah sebagai balap motor karena knalpot racing tidak ada pengaruhnya pada sistem pembuangan oleh gas sisa dari pembakaran jadi tenaga yang di hasilkan juga sangat besar. Pada penelitian ini menungganakan motor Ninja Kawasaki 250 Full Injection. Masyarakat banyak yang tidak tahu seberapa besarpengaruh knalpot racing terhadap performa mesin. Dengan ini peneliti meneliti terkait pengaruh pemggunaan knalpot racing terhadap performa mesin yang berupa daya dan torsi. Maka terdapat beberapa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dalam menggunaan knalpot racing terhadap performa mesin yang dihasilkan oleh Ninja Kawasaki 250 Full Injection tahun 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hasil dari peneletian ini adalah mengetahui hasil daya dan torsi yang WilastariApriandi Manuntun SabilSecara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai suatu kondisi yang bisa dari penulisan ini untuk mengetahui penyebab tidak optimalnya kinerja kompresor utama terhadap pengisian botol angin, Serta proses penanganan tidak optimalnya kompresor. Metode yang digunakan dalam penulisan antara lain metode observasi atau pengamatan, metode interview atau wawancara dan metode studi hasil pembahasan yang telah diperoleh, KM. Hari Baru Indonesia mempunyai kendala pada kinerja kompresor antara lain terdapat karat pada katup isap kompresor, konsumsi oli kompresor yang boros, terdapat kebocoran pada sirkulasi pipa ke botol angin, serta kesalahan dalam pemilihan oli yang mengakibatkan komponen tidak awet. Proses perbaikan dan penanganan pada kompresor sangatlah penting dikarenakan menyangkut olah gerak ataupun untuk keperluan-keperluan lainnya. Tidak optimalnya kinerja kompresor salah satu penyebabnya adalah terdapat karat pada katup isap, udara luar yang masuk menyebabkan munculnya kerak dikarenakan udara tidak benar-benar bersih dan tidak kering. Cara mengatasi adanya karat ialah dengan melakukan penyekiran serta penggantian pada katup isap Mesin Induk JakartaJ H JusakJusak, 2006. Pelumasan Mesin Induk Jakarta Liberti Pustaka.
Diagramalir sistem transmisi pada Kapal PSP 01 disajikan dalam Gambar 30 di bawah ini: Keterangan: : Penyaluran daya Gambar 30 Diagram alir sistem transmisi pada Kapal PSP 01

Penambahan pelumas sering dilakukan oleh nelayan tanpa memperhatikan dampak terhadap mesin. Nelayan menduga dengan melakukan penambahan pelumas akan lebih menghemat biaya jika dibandingkan harus melakukan penggantian secara berkala. Secara umum mereka melakukan penambahan jika merasa volume dalam tangki mengalami pengurangan setelah melakukan pengecekan dan melakukan penggantian pelumas tanpa mempertimbangkan jangka waktu penggunaan pelumas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pola penggunaan pelumas nelayan PPI Kendari. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan kuesioner. Total responden 12 kapal, dan 2 dari 12 kapal dijadikan objek dalam perlakuan pengambilan sampel. Kapal 1 dengan mesin Mitsubishi 6D22 dan Kapal 2 dengan Mitsubishi 6D16. Konsumsi pelumas kedua kapal yaitu 20 liter per bulan. Kapal 1 melakukan penambahan pelumas setiap 6 jam, 13 jam, dan 20 jam, sedangkan kapal 2 melakukan penambahan setiap 1 kali trip 12 jam, 24 jam, 36 jam. Pola penggunaan pelumas yang digambarkan dari total responden memperlihatkan tingkat kecenderungan nelayan di PPI Kota Kendari dalam penambahan dan penggantian. Nelayan dengan frekuensi penambahan lebih banyak memiliki jangka waku penggantian pelumas lebih lama dengan kecenderungan 57 persen dibanding penggantian dengan angka 43 persen. Pola penambahan dan penggantian pelumas yang digambarkan dipengaruhi oleh jumlah trip dan durasi trip. Waktu penambahan dan penggantian pelumas di PPI Kendari berdasarkan prediksi dan kebutuhan mesin Kunci kapal, konsumsi pelumas, mesin, pelumas Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ALBACORE P-ISSN 2549-1326, E-ISSN 2655-559X Volume 3, No 1, Februari 2019 Diterima 3 Agustus 2019 Hal 085-093 Disetujui 19 Agustus 2019 POLA PENGGUNAAN PELUMAS PADA MESIN KAPAL NELAYAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN PPI KOTA KENDARI Lubricant Using Pattern on Fishing Boat Engines in Kendari Fish Landing Base PPI Oleh Etika Ariyanti Hidayat1, Budhi Hascaryo Iskandar1, Fis Purwangka1, Deni Ahmad Soeboer1 1Program Studi Teknologi Perikanan Laut Korespondensi ariyantihidayat23 ABSTRAK Penambahan pelumas sering dilakukan oleh nelayan tanpa memperhatikan dampak terhadap mesin. Nelayan menduga dengan melakukan penambahan pelumas akan lebih menghemat biaya jika dibandingkan harus melakukan penggantian secara berkala. Secara umum mereka melakukan penambahan jika merasa volume dalam tangki mengalami pengurangan setelah melakukan pengecekan dan melakukan penggantian pelumas tanpa mempertimbangkan jangka waktu penggunaan pelumas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pola penggunaan pelumas nelayan PPI Kendari. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan metode pengumpulan datanya menggunakan wawancara dan kuesioner. Total responden 12 kapal, dan 2 dari 12 kapal dijadikan objek dalam perlakuan pengambilan sampel. Kapal 1 dengan mesin Mitsubishi 6D22 dan Kapal 2 dengan Mitsubishi 6D16. Konsumsi pelumas kedua kapal yaitu 20 liter per bulan. Kapal 1 melakukan penambahan pelumas setiap 6 jam, 13 jam, dan 20 jam, sedangkan kapal 2 melakukan penambahan setiap 1 kali trip 12 jam, 24 jam, 36 jam. Pola penggunaan pelumas yang digambarkan dari total responden memperlihatkan tingkat kecenderungan nelayan di PPI Kota Kendari dalam penambahan dan penggantian. Nelayan dengan frekuensi penambahan lebih banyak memiliki jangka waku penggantian pelumas lebih lama dengan kecenderungan 57 persen dibanding penggantian dengan angka 43 persen. Pola penambahan dan penggantian pelumas yang digambarkan dipengaruhi oleh jumlah trip dan durasi trip. Waktu penambahan dan penggantian pelumas di PPI Kendari berdasarkan prediksi dan kebutuhan mesin kapal. Kata Kunci kapal, konsumsi pelumas, mesin, pelumas ABSTRACT The addition of lubricant on machine is usually done by fishers without considering the effect. Fishers assume by adding the lubricant could save more cost than replacing the lubricant periodically. In general, they add the lubricant by predicting the decreasing its volume checking the volume and replaced the lubricant without considering the periodic time of lubrication. The purpose is to know the pattern of use of fishers lubrication in PPI Kendari. Data collected by interview and questioner and analyzed by description method. Total respondances were 12 boat, and 2 of them were chosen as sampled boat. Boat 1 uses Mitsubishi 6D22 and boat 2 uses Mistubishi 6D16. Lubricant consumption of both is 20 liter per month. In addition, boat 1 added lubrication in each 6 hours, 13 hours, and 20 hours, while the boat 2 addes the lubricant in each 1 time of its trip or 12 hours, 24 hours, 24 hours. The lubricant using pattern depicted by 12 respondences shows the trend of adding and changing lubricantion by fishers in PPI Kendari. Fishers who add lubricant more often would have longer time to change the lubrication with the trend reached 57 percent compared with changing just reached 47 86 ALBACORE 3 1, Februari 2019 percent. The adding and changing pattern are affected by total trip and trip duration. The schedule to add and change the lubricant on machine in PPI Kendari depends on their prediction and needs. Key word boat, lubricant, lubricant consumption, machine PENDAHULUAN Biaya operasional dapat mencapai angka 50-70 persen untuk bahan bakar minyak BBM Mukhlisin, 2012; Mukhlisin et al, 2012. Disamping BBM, pelumas merupakan varibel penting dalam menentukan biaya operasional Arisandi et al, 2012. Biaya pelumas berkisar antara 1-5 persen dari biaya operasinal tersebut Saputra et al. 2011; La Ola, 2014; Howara, 2014. Suryawati 2013 menjelasakan di dalam penelitiannya biaya operasional untuk pelumas kapal < 5GT pertahun sebesar Hal ini berhubungan erat dengan pendapatan nelayan. Jika dilihat dari pendapatan nelayan Alpharesy et al., 2012 pendapatan nelayan kecil mencapai per bulan dengan rata-rata non pangan per bulan. Berdasarkan kedua penelitian tersebut total pengeluaran pelumas sebesar 34,45 persen dari biaya non pangan. Harga pelumas cenderung naik dari tahun ke tahun. Bila nelayan dapat menghemat dari biaya pelumas, maka biaya dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lain. Semojonov et al. 2014 menegaskan bahwa, pengunaan pelumas secara terus menerus akan menyebabkan masalah pada mesin. Hal ini akan mengakibatkan pengeluaran biaya tambahan untuk perbaikan mesin atau bahkan mengharuskan nelayan untuk membeli mesin yang baru. Dalam penggunaan pelumas, diduga nelayan tidak mematuhi siklus perawatan mesin. Penggantian pelumas pada umumnya dilakukan tanpa menghitung jam kerja mesin sebagaimana tercantum dalam buku perawatan mesin. Disisi lain penambahan pelumas sering dilakukan karena volume dalam tangki pelumas berkurang. Perbedaan kualitas pelumas sebelum dan sesudah penambahan belum diketahui dan hal ini menarik untuk diteliti. Jika penambahan pelumas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelumas, maka penggantian pelumas bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Penambahan tersebut akan berimplikasi kepada pengurangan biaya operasional nelayan. Namun dugaan tersebut perlu dipastikan dengan melakukan penelitian pendahuluan terhadap pola penggunaan pelumas dan pengujian terhadap kualitas pelumas. Pola penggunaan pelumas dalam penelitia ini meliputi pola penambahan dan penggantian pelumas. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan pola penggunaan pelumas kapal nelayan PPI Kota Kendari. Penelitian dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Kota Kendari terhadap nelayan purse seine. Hal ini didasarkan data yang menyebutkan bahwa jumlah kapal yang melakukan pendaratan di PPI Kota Kendari didominasi oleh kapal purse seine DKP Kendari 2015. METODE PENELITIAN Pengambilan data di PPI Kota Kendari dilakukan pada bulan April-Juni 2019. Lokasi pengambilan data penelitian di PPI Kota Kendari Gambar 1. Hidayat et al. –Pola penggunaan pelumas... 87 Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian PPI Kota Kendari Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang dicapai. Tabel di bawah ini menjelaskan data yang dibutuhkan. Tabel 1. Metode pengumpulan, pengolahan dan analasis data. Mengetahui pola penggunaan pelumas nelayan PPI Kota Kendari a. Jenis mesin b. Usia mesin c. Jenis pelumas d. Siklus penggantian pelumas e. Waktu penambahan pelumas f. Perawatan mesin Tabulasi dan pengelompokan Data yang dibutuhkan berupa informasi jumlah populasi kapal yang mendarat di PPI Kota Kendari. Jumlah populasi kapal digunakan dalam rumus perhitungan penentuan jumlah sampel responden yang diwawancarai. Informasi yang dibutuhkan dari beberapa responden yaitu berupa data jenis mesin, usia mesin, jenis pelumas, siklus penggantian pelumas, dan waktu penambahan pelumas. Informasi tersebut diolah menjadi tabulasi dan pengelompokan untuk mengetahui kecendrungan nelayan dalam menggambarkan pola penggunaan pelumas. Hasil wawancara dan quesioner dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian berupa data jumlah populasi kapal. Data jumlah populasi kapal menjadi penentu penghitungan jumlah sampel kapal yang akan diwawancarai. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah 88 ALBACORE 3 1, Februari 2019 ditentukan pada Tabel 1. Rumus yang digunakan dalam penetapan jumlah sampel di dalam penelitian Zainuddin 2002 𝑛 = Z2 α2∗P 1−PNd2 N−1+ Z2 α2∗P 1−P ............................................................................. 1 Dengan n Besar Sampel Z2 α/2 Nilai Z pada derajat kepercayaan 1 - α/2 1,96 p Proporsi hal yang diteliti d Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan N Jumlah populasi Besar sampel yang diperoleh dari hasil perhitungan diputuskan kembali berdasarkan jadwal operasi nelayan, ketersedian nelayan untuk diwawancarai, dan ketersedian waktu serta tenaga. Langkah yang dilakukan pada tahapan ini yaitu penentuan kapal sampel sebagai acuan dalam pengambilan sampel pelumas. Sampel pelumas diambil berdasarkan jam kerja mesin kapal yang ditentukan oleh jumlah trip setiap kapal. Sampel pelumas yang diambil sebanyak 250 ml. Pengambilan sampel pelumas pada kapal berdasarkan lama waktu pemakaian pelumas atau jam kerja mesin atau jumlah trip yang dilakukan. Kapal 1 dengan pengambilan sampel berdasarkan jarak waktu tempuh ke fishing ground dan jarak waktu tempuh ke fisihing base. Waktu tempuh ke fishing groundmencapai waktu 6 jam, sedangkan ke fisihing base7 jam. Nelayan pada kapal 1 melakukan penambahan dengan pembagian 6 jam, 13 jam, dan 20 jam. Penambahan tersebut dilakukan ketika sampai di fishing ground dan ketika kembali lagi ke fishing base, sedangkan pengambilan sampel pelumas pada kapal 2 bergantung dari jadwal mendarat kapal yaitu sampai kembali ke fishing basedengan pembagian 12 jam, 24 jam, dan 36 jam. Pengambilan keputusan cara pengambilan sampel berdasarkan jadwal operasi nelayan dan waktu penambahan pelumas berdasarkan kondisi kebutuhan pelumas pada tangki mesin. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Penggunaan Pelumas Mesin Kapal Nelayan Nelayan yang berlabuh di PPI Kendari didominasi oleh nelayan yang berasal dari Sulawesi Selatan dan pada tahun 2017 tercatat tidak kurang dari 230 armada dengan kapasitas kapal didominasi oleh kapal 14 GT dan 20 GT yang terdiri dari armada pancing tonda, purse seine, bagan perahu, hand and line dan gill net. Menurut perhitungan Zainuddin 2002, dari 320 unit diperoleh jumlah responden 144 kapal, dan 12 diantaranya digunakan sebagai sampel untuk diwawancarai. Menurut Triyono 2003 menyatakan bahwa salah satu faktor penghalang pengambilan jumlah sampel yaitu tenaga yang tersedia, biaya dan waktu. Sampel kapal yang akan diberi perlakuan penambahan pelumas dipersempit menjadi 2 dua sampel kapal. Karakteristik kapal yang dijadikan sampel dapat dilihat pada Tabel 2. Pola penggunaan pelumas yang digambarkan 12 responden Gambar 2 dan persentase penggunaan yaitu persentase penambahan dan penggantian Gambar 3. Hidayat et al. –Pola penggunaan pelumas... 89 Gambar 2 Pola Penggunaan pelumas Penambahan dan Penggantian Gambar 2 menunjukkan pola penggunaan pelumas berdasarkan frequensi penambahan dan penggantian pelumas mesin kapal setiap responden. Frequensi penambahan pelumas dipengaruhi oleh jumlah trip tiap kapal. Rata-rata setiap kapal melakukan penambahan setelah 1 kali trip dengan durasi rata-rata 7 hari/trip. Kapal dengan frequensi penambahan paling banyak memiliki jangka waktu penggantian pelumas lebih lama, sehinga dalam periode 1 bulan tidak terjadi penggantian pelumas. Hal tersebut dikarenakan nelayan beranggapan bahwa penambahan tidak hanya berpengaruh terhadap penambahan volume, melainkan jangka waktu pemakaian yang bisa lebih lama. Penggantian pelumas yang dilakukan oleh nelayan di PPI Kota Kendari juga dipengaruhi oleh durasi trip dan jumlah trip. Kualitas pelumas setelah penambahan didapatkan dari pelumas baru. Kualitas pelumas setelah penambahan dipengaruhi oleh kandungan aditif yang ada pada pelumas tersebut. Nehal dan Nassar 2017 berpendapat bahwa, meningkatkan kinerja pelumas dapat dilakukan dengan menambahkan properti baru untuk meningkatkan pelumas yang sudah ada. Gambar 3 Persentase Penambahan Pelumas 12 responden kapal Gambar 3 menjukkan presentase pola penggunaan pelumas dari 12 responden berdasarkan pola penambahan dan penggantian dalam waktu 1 bulan. Gambar 2 menggambarkan sekitar 57 persen nelayan PPI Kota Kendari lebih cenderung melakukan ppenambahan pelumas dibandingkan melakukan penggantian. Nelayan PPI Kendari melakukan penggantian berdasarkan prediksi, namun kecendrungan mereka melakukan penggantian setelah menempuh 3-4 trip dengan durasi 3-7 hari/trip. Penggunaan pelumas nelayan PPI Kendari tidak disesuaikan dengan jenis mesin atau tipe mesin. Nelayan yang mendaratkan kapalnya di PPI Kendari menggunakan jenis pelumas yang sama yaitu merk 90 ALBACORE 3 1, Februari 2019 Meditran S. Berdasarkan hasil wawancara, dalam sekali penggantian pelumas nelayan menghabiskan sekitar 10-20 liter pelumas tergantung jenis mesin dengan biaya per 10 liter. Fujita, Eric M et al. 2006 berpendapat bahwa, konsumsi pelumas pada mesin dipengaruhi oleh partikel yang tersisa akibat sisa pembakaran dan mengendap di dalam mesin. Penggunaan pelumas yang tidak sesuai dapat mempengaruhi performa setiap mesin, penggantian pelumas pun harus diperhatikan. Nikolakopoulos et al. 2018 menuliskan bahwa, pemaham terhadap penggunaan pelumas dengan karakteristik yang tepat harus dipahami. Syahputra 2016 menegaskan kembali bahwa, pelumas dengan kualitas rendah bila digunakan pada mesin akan mudah rusak atau terkomposisi, sehingga dapat menyebabkan penurunan volume akibat penurunan viskositas pelumas dan penurunan kualitas pada pelumas menyebabkan hilangnya daya lumas pada komponen mesin. Tidak ada standar waktu yang baku bagi nelayan dalam mengganti pelumas. Biasanya penggantian pelumas dilakukan setiap 3-4 trip atau setiap bulan dan mengabaikan jam kerja mesin. Effendi dan Rabiyatul Adawiyah 2014 menyatakan bahwa, pemakaian oli direkomendasikan dalam jarak tempuh km, km atau lebih hingga km. Minyak pelumas yang digunakan mempunyai jangka waktu pemakaian tertentu, tergantung dari kerja mesin, minyak pelumas merupakan sarana pokok dari suatu mesin untuk dapat beroperasi secara optimal Effendi dan Adawiyah, 2014. Penambahan pelumas pada Kapal 1 dan Kapal 2 disesuaikan berdasarkan keadaan atau kondisi tangki pelumas saat dilakukan pengecekan, jika dirasa berkurang maka nelayan akan melakukan penambahan berdasarkan perkiraan saja. Berkurangnya pelumas pada mesin disebabkan kondisi mesin kedua kapal tidak dalam kondsi prima hal tersebut dipengaruhi karena kapal tidak memiliki perawatan yang khusus atau perawatan secara berkala. Nelayan beranggapan bahwa mesin yang digunakan hanya perlu dilakukan perbaikan jika terjadi kerusakan, perawatan khusus akan menambah biaya yang harus mereka keluarkan, selain biaya operasional. Lazakis et al. 2010 mengungkapkan, bagi sebagain manajer kapal menganggap pemeliharaan sebagai bidang pengeluaran yang tidak perlu dan biaya yang berlebihan dan bukan sebagai elemen yang penting. Tabel 2. Karakteristik Kapal 1 dan Kapal 2 Jumlah pemakaian Pelumas ltr/bulan Frequensi Penggantian Pelumas Kapasitas tangki pelumas kapal 1 dan kapal 2 menunjukkan jumlah konsumsi pelumas yang sama yaitu 20 liter per bulan. Shop Manual Diesel Engine Mitsubishi 6D22 2019 menunjukkan kapasitas tangki pelumas 27 liter dan untuk konstruksi mesin 25 liter, selain itu kapasitas saringan oli dapat menampung atau menyaring oli 4 hingga 4,5 liter. Specifications of Mitsubishi Diesel Engine 6D16 2011 menunjukkan kapasitas total tangki pelumas sebesar 13,5 liter. Jenis mesin yang digunakan oleh kedua kapal sampel merupakan mesin diesel. Kapal 1 dan Kapal 2 tidak memiliki siklus penggantian pelumas yang teratur. Hal ini dikarenakan nelayan PPI Kota Kendari lebih mempertahankan pelumas lama yang ada dalam mesin sambil menambahkan pelumas baru jika terjadi pengurangan volume. Pengurangan volume pelumas pada kapal 1 dan kapal 2 disebabkan karena perubahan kualitas pelumas yaitu menurunnya tingkat kekentalan pelumas. Mohammad Galbi dan Ishak 2016 berpendapat bahwa perubahan viskositas memiliki korelasi yang Hidayat et al. –Pola penggunaan pelumas... 91 signifkan terhadap jam kerja mesin. Tabel 3 memperlihatkan waktu penambahan, volume pelumas yang berkurang dan volume pelumas baru yang ditambahkan pada kapal 1 dan kapal 2. Tabel 3. Penambahan Pelumas Kapal 1 dan Kapal 2 Volume Awal Pelumas ltr Volume Pelumas yang Berkurang ml Volume Pelumas yang Ditambahkan ml Nelayan di PPI Kendari menduga bahwa dengan melakukan penambahan akan mengurangi biaya pengeluaran untuk pelumas. Riyadi 2008 berpendapat bahwa, nelayan bisa melakukan pengehematan pelumas sekitar Rp. per tahun jika nelayan melakukan penggantian pelumas sesuai dengan petunjuk perawatan mesin. Perbedaan biaya kapal dengan pelumas cadangan dengan tanpa pelumas cadangan Tabel 4. Tabel 4. Biaya Pelumas Kapal Konsumsi pelumas utama lt/bulan Konsumsi pelumas cadangan lt/bulan Harga pelumas cadangan Rp Konsumsi pelumas utama lt/bulan Konsumsi pelumas cadangan lt/bulan Harga pelumas cadangan Rp Jika dilihat dari total pengeluaran biaya pelumas per bulan dengan pelumas cadangan dan tanpa pelumas cadangan, nelayan lebih banyak mengeluarkan biaya jika menggunakan pelumas cadangan dengan konsumsi pelumas cadangan 5 liter per bulan. Nelayan bisa melakukan penghematan biaya tanpa pelumas cadangan, namun kondisi ini harus didukung dengan keadaan mesin yang prima. Bhosale et al. 2013 menyatakan bahwa, pelumas yang sudah terkontaminasi harus diganti secara periodik, hal ini bertujuan untuk mendukung performa mesin agar tetap baik. Penggantian pelumas disebabkan oleh banyak faktor dan tergantung dari kondisi operasinya. KESIMPULAN Pola penggunaan pelumas pada mesin kapal di PPI Kota Kendari berdasarkan frekuensi penambahan dan penggantian terlihat sekitar 57 persen nelayan cenderung melakukan penambahan dibandingkan penggantian pelumas. Penggantian pelumas dipengaruhi oleh jumlah dan durasi trip, selain itu semakin sering melakukan penambahan maka durasi penggantian pelumas semakin lama. Nelayan pada umunnya biasa melakukan penambahan pelumas tanpa mempertimbangkan dampak, dan melakukan penggantian tanpa petunjuk baku perawatan atau berdasarkan prediksi saja. 92 ALBACORE 3 1, Februari 2019 Berdasarkan kebiasaan kedua mesin kapal sampel yaitu Kapal 1 lebih sering melakukan penambahan yaitu setiap 6 Jam, 13 jam dan 20 jam, sedangkan Kapal 2 melakukan penambahan setiap 1 kali trip 12 jam, 24 jam dan 36 jam. Penggantian pelumas kedua kapal dilakukan bedasarkan prediksi atau perkiraan. Rata-rata waktu penggantian pelumas dengan penambahan yang biasa dilakukan yaitu 1 bulan sekali. SARAN Nelayan sebaiknya melakukan penggantian pelumas berdasarkan petunjuk perawatan dan menggunakan pelumas sesuai dengan standar baku perawatan, selain memperpanjang usia pemakaian mesin, akan bermanfaat dalam penghematan biaya untuk penggantian mesin atau memperbaiki kerusakan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih diberikan kepada Lembaga Pengelola Dana Pendidikan LPDP yang memberikan saya kesempatan menjadi bagian dari keluarga besarnya dan sebagai sponsor bagi penulis selama menempuh pendidikan magister/S2 di program studi Teknologi Perikanan Laut, Institut Pertanian Bogor. Dukungan yang diberikan tidak hanya berupa dana pendidikan dan fasilitas, namun LPDP memiliki awardee yang bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing yang bersedia memberikan motivasi satu sama lain dalam penyelesaian masa studi. Ucapan terima kasih juga diucapkan kepada PPI Kota Kendari yang sudah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data, serta nelayan yang sudah bersedia membantu dalam proses wawancara dan yang bersedia menjadi sampel percobaan untuk memenuhi kriteria kesempurnaan dari karya ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA Ahmed NS, Nassar AM. 2017. Lubricating oil additive [Research Report]. Egypt ID Egyptian Petroleum Research Institut INTECH. Alpharesy MA, Anna Z, Yustiati A. 2012. Analisis pedapatan nelayan dan pola pengeluaran rumah tangga nelayan buruh di Wilayah Pesisir Kampak Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Perikanan Perikanan Kelautan. 3 1 11-16. Arisandi M, Darmanto, Priangkoso T. 2012. Analisa pengaruh bahan dasar pelumas terhadap viskositas dan konsumsi bahan bakar. Momentum. 8 1 56-61. Bhosale AA, Joshi K, Karadkar T, Mangidkar K. 2014. Analysis of lubricating oil deterioration in four-wheeler. Applied Mechanics and Materials. 446-447 558-561. Effendi MS, Adawiyah R. 2014. Penurunan nilai kekentalan akibat pengaruh kenaikan temperatur pada beberapa merek minyak pelumas. Jurnal INTEKNA. 01 1-101. Fujita EM, David EC, Barbara Z. 2006. Chemical analysis of lubrication oil samples from a study to characterize exhaust emissions from light-duty gasoline vehicles in the kansas city metropolitan area [Research Report]. Amerika Serikat ID Desert Research Institute. Galbi M, Ishak A. 2016. Prediksi penggantian minyak pelumas motor diesel generator set berdasarkan laju perubahan viskositas dan total base number dengan pendekatan linieritas [tesis]. Jakarta ID Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Howara D. 2014. Maksimisasi pendapatan nelayan pancing ulur di Desa Tete B Kabupaten Tojo Una-Una. J. Agroland. 21 2 109 – 114. Hidayat et al. –Pola penggunaan pelumas... 93 Lazakis I, Turan O, Aksu S. 2010. Increasing ship operational reliability through the implementation of a holistic maintenance management strategy. JurnalShips and Offshore Structures. 5 4 337-357. Mukhlisin, Zainal A, Fadli N, Nasution AM, Marzuki MD. 2012. Analisis subsidi bahan bakar minyak BBM solar bagi nelayan di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan, Pesisir, dan Perikanan. 12 107-113. Nikolakopoulos PG, Mavroudis S, Zavos A. 2018. Lubrication performance of engine commercial oils with different performance levels the effect of engine synthetic oil aging on piston ring tribology under real engine conditions [Artikel]. Yunani ID University of Patras. Ola LO. 2014. Efisiensi biaya produksi dan daya saing komoditi perikanan laut di Pasar Lokal dan Pasar Ekspor. Jurnal Bisnis Perikanan. 1 1 39-50. Riyadi, Mochamat S. 2008. Evaluasi penggantian jam operasi Pelumas Meditran S SAE-40 dengan metode oil analysis pada mesin diesel pembangkit tenaga listrik Cummins KTA 38-G5 di Pusdiklat Migas Cepu [Tesis]. Yogyakarta ID Universitas Gadjah Mada. Saputra, SW, Solichin, Wijayanto, Kurohman. 2011. Produktivitas dan kelayakan usaha tuna longliner di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal Saintek Perikanan. 6 2 84-91. Semjonovs J, Springis G, Leitans A. 2014. Increasing of engine oil change interval by using additional oil filter in diesel engines. Latvia ID Riga Technical University. Shop Manual Diesel Engine Mitsubishi 6D22. 2019. Diesel Engine 6D2 for indudtrial use [Internet]. [Diakses Tanggal 01 Juli 2019]. Tersedia https Specifications of Mitsubishi Diesel Engine 6D16. 2011. Mitsubishi 6d16 Valve Adjustment Procedure [Intenet]. [Diakses Tanggal 01 Juli 2019]. Tersedia Suryawati SH, Ramadhan A, Zamroni A, Purnomo AH. 2013. Kebijakan Antisipatif dalam Menghadapi Dinamika Harga Bbm Pada Usaha Perikanan Tangkap. Vol. 3 No. 2 Tahun 2013. ISSN 25273280. Syahputra A. 2016. Studi Perbandingan Kualitas Pelumas Mesin Motor 4t Di Kota Palembang Menggunakan Metode Ft-Ir. Jurnal Teknik Patra Akademika. 7 2 1-60. Triyono. 2003. Teknik Sampling Dalam Penelitian [Artikel]. Kalimantan ID Universitas Palangkaraya. Zainuddin. 2002. Metode Penelitian Hukum. Jakarta Sinar Grafi. Pembangkitan dan pemanfaatan energi listrik yang baik pada sebuah kapal niaga akan memberikan rasa nyaman dan aman terhadap semua orang yang menggunakan fasilitas tersebut. Kapal XYZ merupakan salah satu kapal niaga di Nusa Tenggara Timur yang beroperasi untuk melayani penyeberangan dari Kupang menuju Rote. Kapal ini menggunakan 3 buah generator untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi energi dan bahan bakar yang dipergunakan selama melakukan kegiatan pelayaran dan mengetahui kondisi generator yang dipergunakan. Hasil analisis menunjukan bahwa presentase pembebanan generator terhadap beban listrik kapal masih cukup memenuhi, dengan rata-rata sebesar 8,76%. Konsumsi bahan bakar generator dalam sekali operasi sebesar 200,34 Liter/hari, masih sesuai dan mencukupi dari kapasitas ruang bahan bakar pada kapal. Pemakaian generator juga dilakukan secara efektif dan efisien dengan penjadwalan yang bergantian agar setiap generator dapat bekerja secara maksimal dalam waktu yang lama untuk menghindari is one of important components in fishing activity. The objectives of this research were to analyze the need and the receiver of fuel subsidy in Aceh Besar t as well as to analyze the problems that faced by fisherman in Aceh Besar district. The survey was done on June-August 2012 in five sub-district in Aceh Besar namely 1 Baitussalam, 2 Mesjid Raya, 3 Leupung 4 Lhoknga dan 5 Mesjid Raya. The result shown that the average cost of one trip of fishing activities in Aceh Besar were The lowest operational cost was found in Seulimum per trip and the highest was found in Baitussalam sub-district Rp1, 793,710 per trip. Fuel was the biggest cost for fishing activity; it was ranged 40%-73% with average The lowest proportion of fuel consumption was found in Baitussalam sub-district and the highest was found in Lhoknga sub-district. In average, the fisherman’s fuel consumption was 1,237L. per month; with total subsidy was Rp 5,824,737 per fisherman per month. The profit will be decreased up to if there was no fuel subsidy. In addition, the result also shown that the fisherman in Aceh Besar did not have any skill to generate their alternative income. As the consequence, in the future there is a need to develop programs to generate the alternative livelihood for Aceh Besar fisherman as well as their Capture fishery, conservation, budget allocation, and climate changesTo further improve efficiency in automotive engine systems, it is important to understand the generation of friction in its components. Accurate simulation and modeling of friction in machine components is, amongst other things, dependent on realistic lubricant rheology and lubricant properties, where especially the latter may change as the machine ages. Some results of research under laboratory conditions on the aging of engine commercial oils with different performance levels mineral SAE 30, synthetic SAE10W-40, and bio-based are presented in this paper. The key role of the action of pressure and temperature in engine oils’ aging is described. The paper includes the results of experiments over time in laboratory testing of a single cylinder motorbike. The aging of engine oil causes changes to its dynamic viscosity value. The aim of this work is to evaluate changes due to temperature and pressure in viscosity of engine oil over its lifetime and to perform uncertainty analysis of the measured values. The results are presented as the characteristics of viscosity and time in various temperatures and the shear rates/pressures. This paper also includes a Computational Fluid Dynamics CFD model, applying the experimental results in the piston ring tribology problem. Adisyahputra AdisyahputraAbstrak Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas pelumas motor 4 empat langkah di Kota Palembang khususnya di sekitaran Plaju. Sampel pelumas yang digunakan adalah sebanyak 10 sepuluh jenis, dimana masing-masing diambil dari toko kecil dan toko besar dealer. Pengujian sampel dilakukan menggunakan metode FT-IR. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kesemua jenis pelumas merupakan jenis pelumas sintetis dan tidak menunjukkan perbedaan antara pelumas yang diperoleh dari toko besar dealer dengan yang diperoleh dari toko kecil. Kata Kunci Pelumas, Metode FT-IR I. Pendahuluan Terus meningkatnya jumlah kendaraan bermotor menyebabkan kebutuhan akan pelumas juga turut meningkat. Tingginya kebutuhan pelumas tersebut dapat menimbulkan dampak lingkungan yang berbahaya antara lain peningkatan jumlah limbah pelumas bekas hasil aktivasi permesinan akibat adanya proses reaksi oksidasi dan dekomposisi suhu yang tinggi. Limbah pelumas bekas mengandung kotoran-kotoran logam, aditif, sisa bahan bakar dan kotoran yang lain. Limbah ini dapat diregenerasi dan dijadikan bahan dasar minyak pelumas yang baru. Meskipun pelumas bekas dapat diolah kembali untuk digunakan pada kendaraan bermotor selayaknya pelumas baru. Hal ini dapat memberikan dampak negatif jika hasil pengolahan pelumas bekas tersebut masih terdapat senyawa-senyawa oksidatif yang dapat menyebabkan keausan pada mesin kendaraan bermotor meskipun sifat fisikanya masih masuk dalam jenis pelumas yang disyaratkan. Metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dalam pelumas salah satunya adalah metode FT-IR. Pelumas berkualitas rendah bila digunakan di dalam mesin akan mudah rusak atau terdekomposisi, sehingga akan berkurang atau bahkan hilang daya lumasnya. Ketidaktahuan masyarakat awam mengenai kualitas pelumas hanya berdasarkan merek terkenal, perbandingan harga maupun rekomendasi dari produsen kendaraan bermotor tertentu saja. Pemilihan pelumas yang kurang tepat akibat ketidakpahaman tersebut dapat menyebabkan performa kendaraan bermotor selama pemakaian menjadi kurang optimal. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian terhadap kualitas pelumas, sehingga penggunaan pelumas yang tidak memenuhi kualitas seperti yang disyaratkan dapat dihindari. Penelitian kualitas pelumas juga bertujuan memberikan informasi yang akurat dan obyektif tentang kualitas dari beberapa merek oli yang ada di pasaran khususnya di Kota oil used in vehicles deteriorates over the period of use, due to various causes. These include, high temperatures, great variety of contaminants like carbonic acid etc [1]. Deteriorated oil must be changed periodically, to ensure smooth performance of vehicle. Changing the lubricant too early, cause inefficient use of already depleting resources, also unwanted impact on environment. However, changing the oil too late may affect vehicle performance. Hence to compromise between these two necessities, optimum oil change point must be maintenance was initially considered as more of a financial burden than as a way to preserve safety, environment and quality transportation. The benefits from applying a sound and systematic maintenance policy are emerging both in the minimisation of unnecessary downtime as well as in the increase of operational capability. In this paper, a novel predictive maintenance strategy is demonstrated, combining the existing ship operational and maintenance tasks with the advances stemming from new applied techniques. The initial step for the application of the above-mentioned strategy is also shown regarding the machinery space of a cruise ship. Well-known tools are applied such as Failure Modes, Effects and Criticality Analysis FMECA and Fault Tree Analysis FTA. Outcomes of this study are the identification of the critical components of the system, the estimation of the reliability of the overall system and sub-systems, the prioritisation of the maintenance tasks and finally the availability of the specific end events/ is disclosed are methods for making polymer-in-oil solutions, useful for improving the viscosity-temperature relationship and low-temperature properties of lubricating oils when added thereto, which methods comprise polymerizing a methacrylic acid ester of an alcohol having 8 to 18 carbon atoms onto a polyolefin polymer of an olefinic hydrocarbon monomer having 2 to 4 carbon atoms in an oil solution of the polyolefin and ester monomers, then adding further polyolefin polymer to the solution and finally graft copolymerizing a polymerizable heterocyclic compound having a basic nitrogen atom in the ring thereof onto the resulting mixed polymers as backbone polymers or , in the alternative, separately graft copolymerizing a polymerizable heterocyclic compound having a basic nitrogen atom in the ring thereof onto a first backbone polymer which is itself a graft copolymer, in an oil solution, of a methacrylic acid ester of an alcohol having 8 to 18 carbon atoms on a polyolefin polymer of an olefinic hydrocarbon monomer having two to four carbon atoms and further graft copolymerizing a polymerizable heterocyclic compound having a basic nitrogen atom in the ring thereof onto a polyolefin polymer of the type described above and then combining the two graft copolymers thus formed to produce the desired polymer-in-oil bahwa kenaikan ketersediaan energi alternatif belum dapat mengimbangipenurunan stok energi fosil, kenaikan harga bahan bakar minyak BBM di Indonesia tak harga BBM tersebut diperkirakan memberikan dampak negatif terhadap biaya operasionalusaha perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan. Makalah ini bertujuan untuk menganalisiskeragaan usaha perikanan tangkap, menganalisis dampak kenaikan harga BBM terhadap usahaperikanan tangkap, dan merumuskan strategi kebijakan untuk mengantisipasi dampak kenaikan hargaBBM untuk jangka pendek dan menengah pada usaha perikanan tangkap. Untuk analisis-analisis ini,dipergunakan data-data sekunder yang diperoleh dari tiga sumber utama, yaitu statistik perikanantangkap, laporan-laporan terkait penggunaan BBM pada kapal perikanan dan laporan-laporan dampakkenaikan harga BBM pada periode sebelumnya. Hasil analisis menunjukkan 1 Kenaikan harga BBMberdampak secara langsung proses produksi, distribusi dan konsumsi usaha perikanan; 2 Pelakuusaha perikanan melakukan usaha adaptasi dalam bentuk inovasi pembiayaan, pengurangan operasikegiatan penangkapan, penggunaan kapal pengangkut dan penjualan langsung yang memberikandampak lanjutan terhadap penurunan produksi dan penurunan pendapatan; 3 Strategi kebijakanyang dapat dipertimbangkan adalah pertama, mendorong dan mempromosikan penggunaan energialternatif; kedua, mempertimbangkan daerah over fishing sebagai daerah konservasi; ketiga, penjaminanharga ikan berkualitas; dan keempat, peningkatan kapasitas sarana dan prasarana untuk penangananpasca panen. Kebijakan di hilir seperti penjaminan harga ikan berkualitas dan pengadaan sarana danprasarana untuk penanganan pasca panen direkomendasikan sebagai kebijakan kreatif yang dapatmemberikan dampak positif kepada pelaku usaha perikanan dan kinerja usaha perikanan secara Policy Anticipation to Cope With Fuel Price Dinamics inCapture FisheriesDue to the fact that the accumulating rate of alternative energies has not compensated thedecrease in stock of fossil energy, fuel price increased are unavoidable. Fuel price increases areexpected to bring negative impacts onoperationa costs of capture fisheries, aquaculture as well as fishprocessing. This paper aims to 1 analyze the status of capture fisheries, 2 the impact of fuel priceincreased on capture fisheries activity and 3 formulate policy strategies to anticipate the impacts offuel price increased in the near future and long temperiod. This analysis used secondary data that havecollected from three main sources, namely Capture Fisheries Statistics, fuel consumption documentsof fishing vessels and reports on the impact fuel price increase of past period. Results shows that 1Fuel price increase impacts directly affected to production process as well as productsdistribution andconsumption; 2 Fishing vessel operators adapted to the situation through various approaches including financial innovation, reduction in fishing activities, deploying carrier vessels, and carrying out direct selling; 3 Policystrategy options consist on several points firstly, promoting the alternative energy;secondly, converting overexploitedfishing grounds into conservation areas;thirdly, imposing quality –based pricing policies; and fourthly, increasing thecapacity of post-harvest handlingfacilities and infrastructure. Downstream policies such as price guaranty based onfish quality and provision of post-harvest facilities and infrastructure are considered as creative policies, which canpositively impact on fisheries biaya produksi dan daya saing komoditi perikanan laut di Pasar Lokal dan Pasar EksporL O OlaOla LO. 2014. Efisiensi biaya produksi dan daya saing komoditi perikanan laut di Pasar Lokal dan Pasar Ekspor. Jurnal Bisnis Perikanan. 1 1 39-50.

Pengunaanturbocharger pada mesin diesel dapat meningkatkan daya effisiensi mencapai 75% dari sebelumnya sehingga penggunana turbocharger sangat berpengaruh pada mesin tersebut. Turbocharger dalam sistem kerjanya di bagi menjadi 2 bagian yang sama-sama bekerja dalam satu sistem, sistem ini adalah bagian turbin Mesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar fuel oil system, sistem pelumasan minyak lubricating oil system, sistem pendingin cooling system dan sistem udara start starting air system. Semua sistem tersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motor induk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakan suatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan di kapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis FMEA dalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan serta effect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakan risk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil cooler memiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifier heater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatan yang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metode perawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di Indonesia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITA Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan dan Pemilihan Metode PerawatanM/E di Kapal Menggunakan Metode FMEA Dalam Rangka MenunjangOperasi Transportasi Laut di IndonesiaFailure Analysis of Lubricating System and Selection of MaintenanceMethods for M/E using FMEA In Order to Support Marine TransportationOperation in Indonesia Mohammad Danil Arifin , Fanny Octaviani, Theresiana. D. NovitaTeknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada, Jakartae-mail diterima 04 Februari 2015, diedit 16 Februari 2015, dan disetujui terbit 26 Maret 2015ABSTRAKMesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukungyang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar fuel oil system, sistem pelumasan minyaklubricating oil system, sistem pendingin cooling system dan sistem udara start starting air system. Semua sistemtersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabilaterjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motorinduk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakansuatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan dikapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis FMEAdalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan sertaeffect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakanrisk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukandiketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil coolermemiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifierheater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatanyang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metodeperawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di kunci Kegagalan, Sisitem Pelumasan, Pemilihan Metode, Perawatan M/E kapal, Metode performance of diesel engine as a main engine on board have a correlation with the condition of supportingsystem. All of supporting system such as fuel oil system, lubricating oil system, cooling system and starting air systemare have a major function to support the operation of main engine on board, because if the support system can not beoperate properly it will give an impact to the performance of main engine. It is also possible to make main engine asa prime mover on board can not be operated because of the failure in component of supporting system. Therefore, itis necessary to make an analysis about the failure mode from each component and make a decision about themaintenance methods to make sure about the condition of each component still in a good state. The aims of thisresearch is to analyze the failure of component system on board using the Failure Mode and Effect Analysis FMEAmethods in order to support marine transportation in Indonesia. By using FMEA Worksheet, failure mode and effectfrom each component of lubricating system to main engine was detected. Result from this research shown that ratingrisk for lubricating oil tank and sump tank is LOW, rating risk for lubricating oil cooler is MAJOR, and then ratingrisk for lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump and lubricating purifier heater is on the result of the analysis the appropriate maintenance methods for this system are preventive maintenanceand corrective maintenance. Hopefully the result of this research could give the information of failure mode, andselection of maintenance methods to support the marine transportation operation in Failure , Sisitem lubrication , Method Selection , Care M / E Ship , FMEA Method Maret 2015 1-6PENDAHULUANMesin diesel sebagai motor induk Main En-gine di kapal dapat berfungsi dengan baik apabiladitunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baikpula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistembahan bakar fuel oil system, sistem pelumasanminyak lubricating oil system, sistem pendingincooling system dan sistem udara start startingair system [1]. Semua sistem tersebut memilikifungsi serta peran yang sangat penting bagioperasional motor induk, hal ini dikarenakan apabilaterjadi kerusaka n pada sa lah satu sis tempenunjangnya, maka dapat mempengaruhi kinerjamotor induk secara keseluruhan. Kegagalan fail-ure yang terjadi pada salah satu komponen dapatmenimbulkan suatu kegagalan yang sifatnya merusakkeseluruhan fungsi kapal dan pada akhirnya akanmengakibatkan kerugian besar dan ini menjadi resikoyang pasti dialami oleh suatu sistem. Oleh karenaitu, kita perlu menganalisa resiko kegagalan yangbiasa dialami oleh suatu sistem atau komponen dalamhal ini adalah komponen sistem pelumasan motorinduk di dan perbaikan merupakan hal yangterpenting dalam memprediksi prilaku dari suatusistem pada masa yang akan datang serta efek yangakan ditimbulkan terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut prilaku dari suatu sistem padamasa yang akan datang serta efek yang akandit imbulka n terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut gagal beroperasi. Berdasarkanpada pertimbangan diatas, penulis memandang perludilakukan sebuah analisa kegagalan sistem pelumasdan pemilihan metode perawatan motor induk di kapaldengan menggunakan Failure Mode and EffectAnalysis FMEA yakni analisa yang cenderungmengacu kepada efek yang akan ditimbulkan olehsuatu komponen terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut gagal beroperasi. Maksud dantujuan penulisan penelitian ini adalah Mengetahuikegagalan-kegagalan komponen sistem pelumasanmotor indu k di kapal mengguna kan FMEA;Mengetahui pengaruh-pengaruh kegagalan padasetiap komponen sistem pelumasan pada motor indukdi kapal; Mengetahui metode perawatan yang sesuaiuntuk sistem pelumasan di yang akan dibahas adalah sebagai berikutBagaimana karakteristik kegagalan sistem pelumasandi kapal menggunakan Failure Mode and EffectAnalysis FMEA; Bagaimana pengaruh kegagalanpada setiap komponen sistem pelumasan pada mo-tor induk di kapal; Bagaimana metode perawatanyang digunakan untuk menjaga komponen padamotor induk di Untuk penyelesaian penelitian terkait dengandata dan pentahapan pekerjaan dapat dilihat lebihrinci pada diagram alur pada gambar 1 berikutGambar 1. Metodologi atau Diagram Alur Penelitian 3Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITASistem Pelumasan Kapal, dalam pelaksanaanyamesin diesel sebagai motor induk main engine dikapal akan dapat berfungsi dengan baik apabiladitunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baikpula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistembahan bakar fuel oil system, sistem pelumasanminyak lubricating oil system, sistem pendingincooling system dan sistem udara start startingair system. Semua sistem tersebut memiliki fungsiserta peran yang sangat penting bagi operasionalmotor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadikerusakan pada salah satu sistem penunjangnya,motor induk pasti akan mengalami masalah danmungkin motor induk tidak dapat beroperasi denganbaik. Sebagai contoh. sistem pelumasan mesin yangberfungs i seba gai penyuplai minyak pelumaskebagian mesin yang perlu dilumasi mengalamimasalah maka bagian engine yang kurang pelumasakan cepat aus serta dikhawatirkan motor induk tidakmampu menahan panas yang ditimbulkan oleh kerjamot or indu k ter sebut sehingga ha l ini dapa tmengganggu kinerja dari motor induk dikapal [2].Gambar 2. Instalasi sistem penunjang motor induk di kapal Minyak pelumas pada suatu sistem permesinanberfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan padapermukaan komponen-komponen yang bergerak danbersinggungan. Selain itu minyak pelumas jugaberfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapamotor. Karena dalam hal ini motor diesel yangdiguna kan termasuk dalam jenis motor dengankapasitas pelumasan yang besar, maka sistempelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motordibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakanuntuk mendinginkan dan melumasi engine bearingdan mendinginkan piston [3].Prinsip Kerja, Minyak pelumas dihisap dari lu-bricating oil sump tank oleh pompa bertipe screwatau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkanmenuju main diesel engine melalui second filter danlubricating oil cooler. Temperature oil keluar daricooler secara otomatis dikontrol pada level konstanyang ditentukan untuk memperoleh viskositas yangsesuai dengan yang diinginkan pada inlet main dieselengine. Kemudian lubricating oil dialirkan ke mainengine bearing dan juga dialirkan kembali ke lu-bricating oil sump tank [4].Pendekatan yang tepatsebagai solusi bagaimana bila terjadi kegagalanpelaksanaanya, yaitu menggunakan metode, FMEAmerupakan suatu analisa yang dilakukan denganmemeriksa komponen komponen dari tingkat rendahdan meneruskannya ke sistem yang merupakantingkatan yang lebih tinggi serta mempertimbangkankegagalan sistem sebagai hasil dari semua bentukkegagalan. Disamping itu FMEA merupakan salahsa t u bentuk analisa kegaga lan serta dampa kkegagalan yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponenpada sistem. Hasil dari analisa FMEA dapat dibuatsedetail mungkin, hal ini bergantung dari informasiyang akan dibutuhkan serta informasi yang diperolehuntuk DAN ANALISISDa r i data kapal berikut dapa t diper olehsp esif ikasi identit a s ka pa l, s ehingga dalampemeriksaa n komp onen lebih muda h gunamengetahui jenis motor dan kapasitas terjadi kegagalan dalam pelaksanaanyaperanan FMEAdalam menganalisa. Maret 2015 1-6 Sistem pelumasan Lubricating Oil Sys-tem di kapal terdiri dari beberapa komponen berikutini antara lainTabel 1 . Data Spesifikasi Tug Boat TITAN 03 N0 Identifikasi Keterangan 2 LPP 25,13 Meter 3 LWL 27,15 Meter 5 Sarat Air 3,35 Meter 6 Kecepatan 10 Knot 8 kW / 759 / 1406 Buatan Tahun 2010 - Indonesi a Sumber Tug Boat TITAN 03 Tabel 2. Fungsi Komponen Sistem Pelumas N0 Nama Komponen Fungsi 1 Lubricating oil tank Berfungsi sebagai tempat penyimpanan Lubricating Oil 2 Lubricating oil pump Berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas dari Lubricating Oil tank ke komponen-komponen motor induk. 3 Lubricating oil cooler Berfungsi untuk menurunkan temperature minyak pelumas. 4 Lubricating oil filter Berfungsi untuk menyaring partikel kasar yang ada pada lubricating oil 5 Sump tank Berfungsi sebagai tempat penampungtelah dipakai oleh motor induk 6 Purifier Berfungsi untuk memisahkan minyak pelumas dari air dan kotoran. 7 Transfer Pump Berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas dari sump tank ke service tank 8 Lubricating Purifier Heater Berfungsi untuk meningkatkan temperature serta viskositas minyak pelumas. kegagalan dari masing-masing komponen tersebut dilakukan dengan menggunakantabel Failure Mode And Effects Analysis MIL-STD 1629A, berdasarkan FMEA worksheet analysisdidapatkan nilai konsekwensi atau dampak yangditimbulkan oleh masing-masing komponen pada tabel 3HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwaterdapat 5 komponen yang memiliki konsekwensiyang tinggi, 1 komponen dengan konsekwensi sedangdan 2 komponen memiliki konsekwensi yang untuk mengetahui resiko dari setiapkomponen maka diperlukan adanya penentuan resikomenggunakan risk matrik [7]. Risk matrik untukTabel 3. Tabel Konsekwensi Berdasarkan FMEA Worksheet No Nama Komponen Consequence o Major, would threaten fungtional goals/objectives o Moderate, necessitatin g significant adjustment to ove rall fun ction o Negli gible, lower consequence 1 Lub Oil Tank Negligible 2 LO. Pump Major 3 LO. Cooler Moderate 4 LO. Filter Major 5 6 Purifier Major 7 Transfer. Pump Major 8 Lubricating Purifier Heater Major analisa ini merupakan matrik 5x5 yang terdiri daribeberapa komponen yaitu kemungkinan terjadinyakecelakaan atau frekuensi, dampak yang ditimbulkanatau severity atau consequence serta dibagiantengah yang merupakan perpotongan keduanya yangmerupakan level dari resiko, ditandai dengan warnayang berbeda dimana L= Low risk, M= Mediumrisk, H= High risk dan E= Extreme Risk. Untukmengetahui level suatu resiko dari matrik diatasada lah dengan mengetahui frekuensi dankonsekuensinya terlebih dahulu. Kemudian duakomponen ini ditarik secara mendatar dan vertical,La ngkah sela njuta nya adala h melakuka nidentifikasi terhadap masing-masing komponen darisistem pelumasan. Dimana identifikasi tersebutmeliputi fungsi, mode kegaga lan yang melakukan analisa terhadap dampak yangdapat ditimbulkan karena adanya kegagalan sistemdimana dibagi menjadi 3 bagian yaitu local effect,next higher effect dan end effect. Berdasarkan ataskegagalan yang terjadi dan dampak yang akandiberikan kemudian terdapat penjelasan mengenaisolusi atau cara yang digunakan untuk mngatasi 5Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITAperpotongan antara keduanya merupakan level dariresiko. Perhitungan dari nilai resiko adalah sebagaiberikut Berdasarkan data yang telah didapatkan dilapangan diketahui frekuensi kegagalan sistempelumasan adalah sebagai berikutResiko = Likelihood x Consequence pelumasan di kapal [5].Identifikasi yang t elah dilakuka n b a ikmenggunakan worksheet FMEA dan risk matrikmaka diketahui tingkat kekritisan dari masing-masingkomponen dimana 1 untuk komponen lubricatingoil tank dan sump tank memiliki rating risk yangrendah; 2 kemudian untuk komponen lubricatingoil cooler memiliki nilai rating mayor; 3 untukTabel 5. Level Risk Komponen Sumber Data diolah NO Nama Komponen Likelihood Consequence Level 1. Lub Oil Tank Unlikely Negligible L 2. LO. Pump Possible Major H 3. LO. Cooler Possible Moderate M 4. LO. Filter Possible Major H 5. Sump Tank Unlikely Negligibel L 6. Purifier Possible Major H 7. Transfer. Pump Possible Major H 8. Lubricating Purifier Heater Possible Major H Tabel 6. Risk Matrik Lubricating Oil System Likelihood Consequences Negligible Minor Moderate Major Severe Almost certain M H H E E Likely M M H H E Possible L M 3 2 , 4, 6, 7, 8 E Unlikely 1, 5 M M M H Rare L L M M H Sumber Data diolah Tabel 4. Ta bel Frekuensi Kegagalan Komponen umber data diolah NO Nama Komponen Likelihood o Unlikely,not expected to occur o Possible, could occur at some time Possible Pump Possible Dengan mengetahui masing-masingkonsekwensi dan frekuensi kegagalan yang terjadidari tiap-tiap komponen sistem pelumasan makadapat dengan mudah melakukan penilaian resiko yangnantinya dapat dijadikan sebagai acuan didalampemilihan metode perawatan yang sesuai denganmode kegagalan dari komponen sistem pelumasandi kapal. Berikut hasil penilaian risk matrik dari sistemkomponen lubricating oil pump, lubricating oilfilter, purifier, transfer pump dan lubricatingpurifier heater memiliki nilai rating risk yang samayakni high risk. Analisa yang telah dilakukan denganmenggunakan metode Failure Mode and EffectAnalysis FMEA maka dapat dilihat komponenmana saja yang membutuhkan prioritas yang tinggiuntuk kegiatan perawatan pada sistem pelumasan dikapal. Dari data tersebut dapat digunakan sebagai Maret 2015 1-6dasar untuk menyusun prioritas kegiatan perawatanyang lebih efektif dan efisien berdasarkan tingkatkekritisan dari komponen tersebut. Terdapat beberapastrategi perawatan yang dapat digunakan untukmelakukan evaluasi perawatan, yaitu a. Seb a iknya dibuat dan disusun suatumaintenance scheduling secara tepat danterencana terutama untuk komponen-komponendengan critical value yang tinggi yang dapatmempenga r u hi kiner ja sistem s Mengalokasikan tenaga maintenance untukmelakuka n kegiatan per a watan sec a r atepatuntuk komponen dengan tingkat kekritisanyang tinggi, sehingga tenaga maintenance dapatsecara effective digunakan untuk melakukankegiatan perawatan maintenancec. Menentuka n prioritas pekerjaan perawatanberda sa rkan tingkat kekritisan hal ini yang menjadi prioritas utamaadalah komponen dengan level resiko tinggi yaitudiantaranya adalah LO. Pump, LO. Filter,Purifier, Transfer Pump, Lubricating Mengidentifikasi kebut uha n su ku ca da ngterutama untuk komponen yang memiliki tingkatkekritisan yang tinggi agar apabila terjadikegagalan maka tidak sampai menggangguproses produksi Berdasarkan startegi perawatan tersebut diatasmetode perawatan yang sesuai adalah denganmelakukan perawatan pencegahan preventivema i n tenance dan per a watan kor ekt ifcorrective maintenance.KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telahdilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulansebagai berikut Kegagalan failure yang terjadipada komponen dapat menimbulkan suatu kegagalanyang sifatnya merusak keseluruhan fungsi utama M/E; Komponen lubricating oil tank dan sump tankmemiliki rating risk yang rendah, kemudian untukkomponen lubricating oil cooler memiliki nilai rat-ing mayor dan untuk komponen lubricating oil pump,lubricating oil filter, purifier, transfer pump danlubricating purifier heater memiliki nilai rating riskyang sama yakni high risk. Artinya bahwa peralatandengan nilai high risk dapat memberi effect yangbesar terhadap kerja sistem secara keseluruhan;Hasil dari analisa kegagalan dan dampak kegagalankomponen terhadap sistem sangat berguna untukmengidentifikasi strategi perawatan, kriteria urutanprioritas untuk melakukan perawatan; Berdasarkanstrategi perawatan berdasarkan Failure Mode andEffect Analysis FMEA maka metode perawatanyang sesuai adalah preventive maintenance dancorrective maint enan ce; Dengan mengeta huikara kteristik kegagagalan dari masing-masingkomponen dari tiap-tiap sistem yang ada maka akandiharapkan pemilihan dari jenis perawatan yangditerapkan memberikan benefit terhadap perusahaanserta mampu mendukung kelancaran operasionaltransportasi laut di saran yang dapa t diberikan untukpengembangan dan perbandingan dari penelitian inidiantara nya adala h sebagai berikut Didal ampenentuan pemilihan metode perawatan terhadapsuatu sistem harus berdasarkan atas penilaian yangtela h dilakukan terhadap performa komponen-komponen suatu sistem; Data kegagalan dari tiap-tiap komponen dari setiap sistem di kapal harus selaludidokumentasikan dan disimpan sebagai acuandida la m mela kukan sua tu pemiliha n metodeperawatan yang TERIMA KASIHTerima kasih kepada Direktorat Penelitian danPengabdian Kepada Masyarakat Direktorat JenderalPendidika n Tinggi Kementrian Pendidikan danKebudayaan atas pendanaan yang telah diberikanuntuk melakukan penelitian mengenai “AnalisaKegagalan Sist em Pelu masan Dan PemilihanMetode Perawatan M/E Di Kapal MenggunakanMetode FMEA Dalam Rangka Menunjang OperasiTransportasi Laut di Indonesia”.DAFTAR PUSTAKA[1] Artana, K. 2006. Modul Kuliah Keandalan-Jurusan TeknikSistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya;[2] I Putu Andhi Indira Kusuma 2010, Penjadwalan PerawatanSistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan DinamikaSistem, Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[3] M. Agus Pangestu HW 2 007, Optimalisasi metodeperawatan pada sistem produksi gas di join operating bodyPertamina Petrochina East Java dengan Criticality Analysis,Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[4] Mitsubishi Heavy Industries, LTD. Mitsubishi Marine DieselEngine;[5] M. Agus Pangestu HW 2 007, Optimalisasi metodeperawatan pada sistem produksi gas di join operating bodyPertamina Petrochina East Java dengan Criticality Analysis,Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[6] OREDA-2002. 2002. Offshore Reliability Data. HovikDet Norske Veritas DNV;[7] Anda Iviana Juniani, ST, Risk Identification & Implementationof Risk Management Method at Fuel Oil System;[8] ___2009, Designing an Effective Risk , Matrix An ioMosaicCorporation Whitepape, diakses pada tanggal 21 Juni2014. ... Research involving failure and maintenance in the lubricating system has been done with Failure Mode and Effect Analysis method. Results of critical component analysis with the highest RPN include lubricating oil pump, filter, LO Cooler, and transfer pump [4][5][6]. The method was also used simultaneously with Weibull's distribution. ...... COMPONENT PERIODIC MAINTENANCE SCHEDULEInternational Journal of Marine Engineering Innovation and Research, Vol. 74,Dec. 2022. 300-310 pISSN 2541-5972, eISSN 2548-1479 ...... Kegagalan yang terjadi pada salah satu komponen dapat menyebabkan suatu kegagalan yang sifatnya merusak keseluruhan fungsi kapal dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian besar dan resiko dari sebuah system [1]. Karena permasalahan tersebut perlu dilakukan analisa kegagalan yang bisa dialami sebuah komponen, dalam hal ini komponen yang akan dibahas adalah komponen dari sistem bahan bakar. ...Rega Gagana Erwin Asmara Dwisetiono DwisetionoKomponen utama mesin induk kapal salah satunya yaitu sistem bahan bakar. Kegagalan pada sistem bahan bakar dapat berakibat fatal pada mesin induk kapal. Oleh karna itu pembuatan analisa kegagalan sistem bahan bakar kapal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan pada sistem bahan bakar dengan menggunakan metode Preliminary Hazard Analysis PHA dan Fault Tree Analysis FTA. Metode PHA dadapat mengidentifikasi semua bahaya dan kejadian kecelakaan yang dapat menyebabkan terjadinya accident ataupun kegagalan, sedangkan metode FTA merupakan metode yang mendeteksi penyebab dan akibat sistem mengalami kegagalan yang disebabkan satu atau lebih komponen pendukungnya dan menjadikannya dalam bentruk diagram. Penggunaan metode PHA dan FTA menghasilkan beberapa komponen seperti transfer pump, separator, filter, dan booster pump mengalami kegagalan. Hasil dari analisa menunjukkan nilai MTTF sebesar 319,7 jam, 504,9 jam, 150,73 jam, dan 322,38 jam, dari data tersebut dapat diketahui bahwa komponen filter cepat mengalami kegagalan karena memiliki nilai MTTF yang rendah, sehingga perawatan dan penggantiannya harus lebih diperhatikan agar tidak mempengaruhi kinerja dari sistem bahan bakar.... Salah satu faktor pendukung untuk kelancaran jalannya mesin diesel yaitu sistem pelumas, kurangnya pelumasan pada mesin diesel ini akan berdampak gesekan antar bagian-bagian apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan gangguan pengoperasian kapal. Fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan jumlah minyak pelumas yang cukup dan dingin serta bersih ke dalam mesin untuk mengadakan pelumasan yang efektif dan cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam mesin itu sendiri [2]. Setiap sistem tersebut memiliki fungsi serta fungsi yang sangat penting, apabila terjadi kegagalan pada salah satu sistem penunjangnya maka dapat mempengaruhi kinerja motor induk secara keseluruhan. ...Ratna Indriyani Dwisetiono DwisetionoMesin diesel sebagai mesin induk di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik seperti sistem pelumas lubricating oil system. Sistem pelumas salah satu sistem yang sangat penting dalam pengoperasian kapal, kegagalan pada sistem pelumasan menyebabkan sistem tidak beroperasi semestinya dan dapat mengalami kerugian dari pihak kapal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kagagalan pada setiap komponen sistem pelumas di main engine dan perawatan yang tepat. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis FMEA untuk mengoptimalkan cara mengatasi kegagalan dan perawatan mesin utama kapal untuk mengidentifikasi strategi dan prioritas perawatan. Dengan menggunakan FMEA dapat mengetahui kegagalan serta efek yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui dan untuk melakukan perawatan harus mengelompokan komponen berdasarkan tingkat resiko rendah sampai tinggi. Komponen lubricating oil tank dan sump tank memiliki resiko yang rendah, lubricating oil cooler memiliki resiko sedang dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump dan lubricating purifier heater memiliki resiko tinggi. Hasil dari kegagalan komponen sistem pelumas sangat berguna untuk mengidentifikasi strategi perawatan berdasarkan tingkat resiko komponen tersebut dengan memilih antara perawatan pencegahan preventive maintenance dan perawatan korektif corrective maintenance.Modul Kuliah Keandalan-Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITSK ArtanaArtana, K. 2006. Modul Kuliah Keandalan-Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya;Penjadwalan Perawatan Sistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan Dinamika Sistem, Tugas AkhirI Putu Andhi Indira KusumaI Putu Andhi Indira Kusuma 2010, Penjadwalan Perawatan Sistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan Dinamika Sistem, Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;Risk Identification & Implementation of Risk Management Method at Fuel Oil SystemJuniani Anda IvianaAnda Iviana Juniani, ST, Risk Identification & Implementation of Risk Management Method at Fuel Oil System;Designing an Effective Risk___2009, Designing an Effective Risk, Matrix An ioMosaic Corporation Whitepape, whitepapers/ diakses pada tanggal 21 Juni 2014. Kapalterdiri dari berbagai jenis cairan yang bergerak di dalam ruang mesin yang berbeda dan sistem di antaranya untuk tujuan pendinginan, pemanasan, pelumasan, dan sebagai bahan bakar. Cairan ini diedarkan oleh berbagai jenis pompa, yang dapat bekerja sendiri maupun didorong oleh power supply kapal atau melekat pada mesin itu sendiri. Minyak pelumas pada suatu Sistem Pelumasan Pada Mesin Kapal berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston. Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti trim, roll & pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3. Gambar diagram pipa sistem pelumas Dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain – Jika diperlukan pompa denga self priming harus dipakai section 11 – Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa section 11 – Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan tekanan section – Pompa utama dan independent stand by harus disediakan section 11 Sistem pelumasan oli didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentika mesin. Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass dengan manual operasi. Suatu sistem pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak. Mencegah pelekatan cincin torak. Merapatkan kompressi dalam silinder. Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas. Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder. Mencegah keausan bantalan Mencuci bagian dalam mesin Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan Hemat dalam penggunaan. Memungkinkan selang waktu yang relatif lama antara penggantian. Memiliki sifat yang bagus pada start dingin. Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Sistem Pelumasan Pada Mesin Kapal bekerja ketika minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank. Baca juga Kelebihan Wire Rope Sling dibanding Webbing Sling VELASCO INDONESIA PERSADA adalah distributor dan Supplier Rantai Baja di jakarta dan juga menjual Rantai Stainless Steel, Rantai Galvanis dll, dengan pelayanan terbaik di Jakarta. Kami juga menjual alat kapal, Lihat produk kami lainnya di sini. Rantai, rigging, wire rope, alat keselamatan kapal, peralatan safety, chemical product Semua barang yang kami jual dilengkapi sertifikat dan berkualitas. Silahkan hubungi kami lewat Whatsapp 081290808833 atau 021 690 5530. Bisa juga melalui email ke [email protected] atau [email protected] Atau lihat produk kami lainnya di sini. SistemPendingan Mesin Diesel akan menjadi bahasan kita, SISTEM PENDINGIN ( 1 ) Ada 2 macam sistem pendingin : Radiator : Menggunakan radiator bertekanan yang umumnya sudah banyak dipergunakan. Di dalam radiator air bergerak turun, setelah didinginkan oleh fan.Gerakan turun tersebut akibat dari bertambahnya berat jenis karena penurunan Anda sekarang dapat membuat akun untuk mengelola preferensi dan mempersonalisasi pengalaman Anda di Hai ! Karena Anda sudah memiliki akun lama Caterpillar, kami telah mengaktifkan akses Anda ke secara otomatis. Hai ! dapat mengambil profil Caterpillar Anda, tetapi membutuhkan beberapa informasi tambahan yang belum Anda simpan. Tinjau profil dan berikan informasi yang belum ada. Hai ! dapat mengambil profil Caterpillar Anda, tetapi membutuhkan beberapa informasi tambahan yang belum Anda simpan. Tinjau profil dan berikan informasi yang belum ada. Produk Semua Produk Peralatan Sistem Daya Attachment Suku Cadang Semua Peralatan Backhoe Loader Bawah Tanah - Batuan Keras Bor Cold Planer Compactor Dozer Dragline Excavator Motor Grader Paver Aspal Pemasangan Pipa Road Reclaimer Rope Shovel Elektrik Shovel Tambang Hidraulik Skid Steer Loader dan Compact Track Loader Telehandler Track Loader Truk Artikulasi Truk Non Jalan Raya Wheel Loader Wheel Tractor-Scraper Semua Sistem Daya Daya Listrik Industri Marine Power System Minyak dan Gas Semua Attachment Adaptor Auger Backhoe Blade Broom Brushcutter Bucket - Backhoe Belakang Bucket - Backhoe Depan Bucket - Compact Wheel Loader Bucket - Excavator Bucket - Loader Bucket - Shovel Penambangan Bucket - Skid Steer Loader Cold Planer Compactor Coupler - Belakang Backhoe Coupler - Excavator Coupler - Loader Flail Mower Fork Gergaji Grapple Hammer Kit Teknologi Mulcher Panel Kontrol Genset Penanganan Material Penggaruk Penjepit Bal Penutup Genset Produk Terkait Salju Ripper Rotor Shear Sistem Rotasi Miring Spear Bal Stump Grinder Tangki Bahan Bakar Genset Thumb Tiller Trencher Winch Semua Suku Cadang Cat Reman Hub Utama Produk Reman - English Suku Cadang Baru - English Suku Cadang Bekas - English Industri Semua Industri Pembangkit Daya Listrik Construction Pertambangan Perlengkapan Paving Cat Solusi OEM Layanan & Dukungan Semua Layanan & Dukungan Keuangan Teknologi Perawatan Pelatihan Semua Keuangan Penawaran Saat Ini Perlindungan yang Diperluas Opsi Pembiayaan & Penyewaan Peralatan & Sumber Daya Mengapa Cat Financial Semua Teknologi Teknologi Cat Detect Teknologi Cat Grade Teknologi Cat Payload Teknologi Cat Command Semua Perawatan Perjanjian Dukungan Pelanggan Sistem partstore Layanan SOS Dukungan Produk Daya Listrik Cat Job Site Solutions Pendaftaran Garansi Engine Semua Pelatihan Pelatihan Operator Masuk Selamat datang! Masuk untuk mempersonalisasikan pengalaman Anda Jika Anda sudah memiliki akun lama dengan Aplikasi Cat lain, Anda dapat menggunakan akun yang sama untuk masuk di sini. Daftar Sekarang Satu Akun. Semua Cat. Akun Caterpillar Anda adalah satu-satunya akun yang dapat Anda gunakan untuk masuk untuk memilih layanan dan aplikasi yang kami tawarkan. Pesan suku cadang dan alat berat secara online, kelola armada Anda, gunakan aplikasi seluler, dan lainnya. Search Temukan Dealer × Arah Rincian Dealer Cari dealer lain Akun Saya Masuk Selamat datang! Masuk untuk mempersonalisasikan pengalaman Anda Jika Anda sudah memiliki akun lama dengan Aplikasi Cat lain, Anda dapat menggunakan akun yang sama untuk masuk di sini. Daftar Sekarang Satu Akun. Semua Cat. Akun Caterpillar Anda adalah satu-satunya akun yang dapat Anda gunakan untuk masuk untuk memilih layanan dan aplikasi yang kami tawarkan. Pesan suku cadang dan alat berat secara online, kelola armada Anda, gunakan aplikasi seluler, dan lainnya. Jelajahi Produk Beli Online Cari Produk Bekas Sewa Produk Kelola Peralatan Saya Lihat Solusi Keuangan Waktu operasi engine sangat penting bagi Anda, kru, klien, dan keuntungan Anda. Inilah alasan engine propulsi MaK dan Cat menggerakkan kapal ke pelabuhan mana pun. Pilihan engine terbesar di industri menyediakan keandalan yang Anda butuhkan. Caterpillar Marine memastikan kapal Anda memiliki engine terpasang yang akan bekerja sama kerasnya dengan Anda. Pilih dari berbagai macam pilihan Engine Propulsi Komersial, Engine Propulsi Kinerja Tinggi, Genset Kapal Laut, dan Engine Bantu. Tipe Peralatan 5 Item Model Baru *Price listed is Manufacturer's Suggested Retail Price, this price does not include shipping and handling, expedite charges, taxes, dealer installation costs or other dealer charges. Dealers set actual prices, including invoicing currency. The MSRP displayed is for the region selected. Pilih hingga 3 model untuk dibandingkan Model Product title Model Product title Model Product title facebook linkedin twitter youtube instagram Merek Caterpillar Cat Cat Financial Cat Reman The Cat Rental Store Cat Lift Trucks Anchor AsiaTrak FG Wilson Hindustan MaK MWM Perkins Progress Rail SEM Solar Turbines SPM Oil & Gas Turner Powertrain Systems Peta Situs Pengaturan Cookie Hukum Privasi Asia Tenggara © 2023 Caterpillar. Hak Dilindungi UU.
Pembujuralas dan pembujur alas dalam hanya digunakan untuk kapal-kapal dengan sistem konstruksi memanjang atau kombinasi. mulai dari ujung depan sampai ujung belakang kapal (Gambar 4. 13) Gambar 4.13 Pelat dasar. Gambar 4.14. Pelat Alas. 1. Pelat alas. 2. Lunas batang. 3. Gambar 4.37. letak Mesin derek jangkar (windlass) dikapal
Uploaded bykhafid utama 0% found this document useful 0 votes333 views8 pagesDescriptionsistem pelumasan pada kapalCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes333 views8 pagesLubrication Oil Pada KapalUploaded bykhafid utama Descriptionsistem pelumasan pada kapalFull descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. 11DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Mesin bubut Emco Maximat V Gambar 2.2 Proses ANALISA PENGUJIAN KEKUATAN TARIK DAN IMPAK PROPELLER KAPAL NELAYAN DENGAN METODE PEMBEKUAN SEARAH MODIFIKASI SISTEM MEKANIS PADA MESIN DRILLING MILLING MANUAL MENJADI MESIN DRILLING MILLING OTOMATIS PROYEK ArticlePDF Available Abstractp> Poros baling-baling berputar didalam tabung sehingga perlu dilengkapi dengan sistim pelumasan. Ada dua macam sistim pelumasan poros baling-baling yaitu sistim pelumasan dengan air laut dan sistim pelumasan dengan minyak. Didalam tabung poros dibagian ujung depan dan ujung belakang dipasang bantalan poros, seal dan paking, hal ini bertujuan agar bekerjanya sistim pelumasan dan kekedapan poros baling-baling dapat bekerja dengan baik. Karena tabung poros digunakan sebagai media pelumasan dengan bahan pelumas yang berbeda, maka bahan bantalan, paking dan seal terbuat dari bahan yang berbeda sehinggamampu mendukung kinerja sistim pelumasan dan komponen tersebut tidak dapat saling dipisahkan karena selalu erat berhubungan satu sama lain. PROGRAMSTUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2009. BAHAN AJAR HMKK325 MEKANIKA FLUIDA I AERODYNAMICS yang menyangkut perencanaan kapal terbang dan kapal laut. Perlu diingat, istilah FLUIDA didalam MEKANIKA FLUIDA Sistem bahan bakar dan pelumasan. SHOCK ABSORBER hidrolik. Sistem pelumasan mesin kapal yang paling penting adalah dari minyak pelumas itu sendiri. Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston. Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti trim, roll & pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3. Dimana hal-hal yang harus diperhatikan dalam sistem pelumasan mesin kapal antara lain – Jika diperlukan pompa denga self priming harus dipakai section 11 – Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa section 11 – Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan tekanan section – Pompa utama dan independent stand by harus disediakan section 11 Lubrication oil system didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentika mesin. Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass dengan manual operasi. Suatu sistem pelumasan mesin kapal yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak. Mencegah pelekatan cincin torak. Merapatkan kompressi dalam silinder. Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas. Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder. Mencegah keausan bantalan Mencuci bagian dalam mesin Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan Hemat dalam penggunaan. Memungkinkan selang waktu yang relatif lama antara penggantian. Memiliki sifat yang bagus pada start dingin. Prinsip Kerja Minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank. Baca juga Fungsi Jangkar Kapal Laut VELASCO INDONESIA PERSADA adalah distributor dan Supplier di jakarta dan juga Jual Aki kapal, Jual Terpal, Jual jaring ikan, Jual Rantai kapal, Jual jangkar kapal, jual rantai baja, Jual navigasi kapal, Jual lampu kapal, sparepart kapal Jakarta, jual jaket pelampung dll, dengan pelayanan terbaik di Jakarta. Kami juga menjual alat kapal Rantai, rigging, wire rope, alat keselamatan kapal, peralatan safety, chemical product dll. Lihat produk kami lainnya di sini. Semua barang yang kami jual dilengkapi sertifikat dan berkualitas. Silahkan hubungi kami lewat Whatsapp 081290808833 atau 021 690 5530. Bisa juga melalui email ke [email protected] atau [email protected] Atau lihat produk kami lainnya di sini. VELASCO INDONESIA PERSADA juga melakukan pengiriman melalui semua pelabuhan se-Indonesia seperti Pelabuhan Krueng Geukueh, Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Teluk Bayur, Pelabuhan Domestik Bandar Sri Junjungan Dumai, Pelabuhan Nongsa, Pelabuhan Tanjung Pandan, Pelabuhan Pulau Baai, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Sunda Kelapa, Pelabuhan Pramuka, Pelabuhan Merak, Pelabuhan Adikarto, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Gili Trawangan, Pelabuhan Tenau, Pelabuhan Malundung, Pelabuhan Dwikora, Pelabuhan Palangkaraya, Pelabuhan Batu Licin, Pelabuhan Kampung Baru, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Polewali, Pelabuhan Tanjung Mas, Pelabuhan Pantoloan, Pelabuhan Kendari, Pelabuhan Soekarno-Hatta, Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan Yos Soedarso, Pelabuhan Ternate, Pelabuhan Fak-fak, Pelabuhan Jayapura, Pelabuhan Merauke, Pelabuhan Nabire, Pelabuhan Tanjung Api-api, Pelabuhan Laut Jambi. OlahGerak Kendali Mesin Induk Olah gerak kendali mesin-mesin induk tersebut dilakukan melalui sistem jarak jauh dari ruang kemudi. Mesin induk juga dapat dioperasikan setempat di kamar mesin dalam keadaan darurat dan perintah-perintah untuk olah gerak diteruskan melalui electronic engine telegraph, tabung suara (voice tube) dan intercom, yang kesemuanya Pada system transmisi pada kapal sebenarnya adalah suatu system dimana daya yang dikeluarkan dari mesin utama prime mover supaya dapat digunakan untuk menggerakkan suatu kapal dengan thrust yang sesuai dengan diharapkan, dan untuk memindahkan daya dari prime mover tersebut maka dibutuhkan suatu system transmisi pada kapal. Transmission system pada suatu kapal terdiri atas berbagai macam komponen dimana komponen tersebut nantinya akan saling berhubungan satu dengan yang lain, komponen komponen tersebut seperti shafting, coupling atau clutch , gearbox dan bearings. Komponen komponen tersebut memiliki peranan masing masing pada system transmisi pada suatu kapal. Perlakuan pada setiap komponen harus diperhatikan dengan detail supaya transmisi daya yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan. Pada shafting misalnya, shafting pada main engine kapal berguna untuk mengkonversikan daya rotasi yang dihasilkan dari main engine/prime mover kapal menjadi thrust yang nantinya digunakan untuk menggerakkan suatu kapal. Propeller juga termasuk salah satu komponen penting pada proses shafting ini, dimana nantinya propeller inilah yang digunakan untuk menggerakkan suatu yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengurangi getaran getaran yang terjadi di poros yang dapat menghilangkan daya yang dihasilkan dari suatu prime mover, bagaimana system pelumasannya dan sebagainya dan untuk mendukung shafting maka diperlukan lah bearings atau bantalan yang menjaga suatu shaft tetap pada porosnya. Sedangkan gearbox disinilah tempat perubahan daya yang dihasilkan oleh suatu prime mover diubah dan disesuaikan dengan putaran propeller yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi dan daya dapat dipergunakan secara maksimal untuk menggerakkan suatu gearbox pada kapal terdapat suatu reduction gear yang digunakan untuk menurunkan putaran dari mesin utama. Perlu diperhatikan desain roda gigi tersebut dan di sesuaikan dengan bentuk propeller Setiap propeller digerakkan dengan sistim roda gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai dengan karakteristik baling-baling. Sistim roda gigi adalah dari reversing reduction gear type. Setiap roda gigi dilengkapi dengan pompa minyak pelumas, thermometer, dan Thrust bearing yang dipasang menyatu dengan rumah roda gigi, berapa rasio ukuran tiap gear yang tepat dan lain clutch atau coupling sebenarnya clutch atau coupling ini berfungsi menghubungkan antara gear dengan shaft. Maka melihat uraian diatas maka perlu kita memahami apa itu daya dan thrust pada kapal terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam masalah system transmisi pada kapal. Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan manusia, secara kumulatif sebagai penghasil daya yang berguna untuk menggerakan kendaraan, peralatan industri, penggerak generator pembangkit energi listrik, sebagai penggerak propeler kapal dan lain-lain. Pada suatu engine dapat menghasilkan daya dan energi maksimal namun tidak semua daya dan energi tersebut nantinya akan digunakan untuk menggerakkan kapal karena terdapat gaya gaya lain yang tedapat pada suatu kapal. Gaya-gaya ini diteruskan ke poros engkol melalui connecting rod dan melalui main bearing gaya-gaya ini di berikan ke rumah bantalan engine body. Bearing utama dan journal bearing pada komponen engine bekerja dengan beban yang tinggi. Beban impulsif akibat kompresi dan pembakaran menyebabkan adanya beban kontak yang akan terjadi ketika engine beroperasi. Batang penghubung shaft menjadi faktor yang sangat dominan dalam penelitian ini karena berfungsi sebagai alat untuk memindahkan daya indikatur Ni yang dihasilkan dalam cambustion chamber ke poros engkol. Daya ini akan berubah menjadi daya efektif Ne setelah memperhitungkan kerugian mekanis ηm. Teknik yang digunakan untuk mendeteksi kondisi keausan bantalan termasuk pengukuran ketebalan lapisan film, pengukuran kesesumbuan poros, analisis signal getaran, dan lain-lain sudah dilakukan. - Daya Efektif PE adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat dari badan kapal hull, agar kapal dapat bergerak dengan kecepatan servis sebesar Vs. P = R xVs - Daya Dorong PT adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh kerja dari alat gerak kapal propulsor untuk mendorong badan kapal. P = TxVa - Daya Yang Disalurkan PD adalah daya yang diserap oleh baling-baling kapal guna menghasilkan Daya Dorong sebesar Pt P = 2π Qd n dimana Q adalah torsi yang disalurkan dari main engine dan n adalah jumlah propeller. - Daya Poros PS adalah daya yang terukur hingga daerah di depan bantalan tabung poros stern tube dari sistem perporosan penggerak kapal. Effisieiensi shaft sekitar 98% dari Daya Rem / Brake Power . Ada 2 tipe pelumasan secara conventional Pelumasan Minyak Pelumasan Air Sistem modern untuk pelumasan air adalah dengan memberikan pasokan air pelumas dari dalam badan kapal, sehingga tidak lagi menggunakan air laut. Karena itu seal-seal yang digunakan menjadi mirip dengan sistem pelumasan minyak. Sistim pelumasan air laut - air laut masuk melalui celah bantalan bagian belakang - Pada bagian depan digunakan remes packing untuk menjaga kekedapan - Menggunakan bantalan kayu pok Lignum vitae Sistim pelumasan minyak lumas - pelumasan menggunakan minyak lumas - Bantalan menggunakan babbit methal - minyak lumas ditampung dalam tangki dan dialirkan ke tabung buritan - Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun dibelakang - dilengkapi dengan pompa untuk sirkulasi minyak lumas Salah satu penyebab kesalahan dalam memilih bahan pelumas untuk permesinan kapal adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bahan pelumas, yang dapat berakibat fatal karena dapat merusak komponen-komponen mesin yang tidak sesuai dengan standar spesifikasi pabrik pembuat bahan pelumas. Pengetahuan bahan pelumas mutlak harus dimiliki oleh awak kapal dalam bekerja di atas kapal. disamping itu awak kapal juga diharuskan mengetahui dan memahami tentang bahan pelumas yang sering digunakan dalam bidang permesinan di kapal untuk menghindari kesalahan dalam pemilihan bahan pelumas yang digunakan di kapal. Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin CnH2n-2, naftena CnH2n dan aromatik CnHn, jumlah susunan tergantung sumber minyaknya. Aromatik mempunyai sifat pelumasan yang baik tetapi tidak tahan oksidasi. Paraffin dan naftena lebih stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu bertindak sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai sifat pelumasan yang baik. Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas sedang, dan paraffin mempunyai viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak dapat larut. Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Daya tahan oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi masih akan tetap berlangsung perlahan-lahan pada suhu 80 0 C. diatas suhu tersebut kecepatan oksidasi meningkat dengan cepat. Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara dan macam bahan bantalan bearing. Oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas oli harus diganti. Fungsi pelumas Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Hal yang diinginkan adalah apabila gesekan logam dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh film pelumas, disini gesekan metal betul-betul diganti dengan gesekan dalam pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan rendah, pelumas tidak cukup dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkan gesekan logam. Disamping itu gesekan juga tergantung dari kehalusan dan keadaan logam, selain kemampuan pelumas. Bahan yang tidak sejenis biasanya kurang menyebabkan kerusakan permukaan dibandingkan bahan yang sejenis. Dalam kenyataan molekul pelumas yang berhubungan langsung dengan logam akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan adhesi penyerapan molekul-molekul ini memberikan daya tahan pada logam. Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus tahan lama, tahan panas dan tahan oksidasi. Minyak mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau gemuk sebagai pelumas mempunyai kemampuan pelumas tetapi tidak cukup tahan oksidasi. Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak pelumas. Beberapa pengujian telah dikembangkan untuk menentukan viskositas, antara lain pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas semua cairan tergantung pada suhu. Bila suhu meningkat maka daya kohesi antar molekul berkurang. Sebagai jenis minyak perubahan viskositasnya sangat drastis dibandingkan yang lainnya. Titik beku suatu minyak adalah suhu dimana minyak berhenti mengalir atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah dimana minyak masih mengalir. Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam pemakaian minyak pada suhu yang rendah Gesekan dan Pelumasan Gesekan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang bersinggungan digerakkan terhadap satu sama lain, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan bahan pelumas antara dua bagian yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan dan keausan. a. Gesekan Kering Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi antara bagian-bagian yang bergerak terjadi kontak langsung. Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaitan berturut-turut dari puncak bagianbagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis permukaan yang saling bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering tidak diperbolehkan dalam peralatan teknik. b. Gesekan Zat Cair dan Pelumasan Penuh Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu lapisan bahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata itu tidak saling bersinggungan lagi. Jadi dalam hal ini tidak terdapat gesekan kering antara bagian-bagian yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-lapisan bahan pelumas. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu lebih kecil dari 0,03. pelumasan yang terjadi karena gesekan zat cair dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan hidro dinamis. Keuntungan yang terpentingdari pelumasan penuh ialah pengausan yang sangat pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor , yaituviskositas dari bahan pelumas, garis tengah poros, kecepatan putarporos, beban, suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antaraporos dan bantalan, jenis dan sebagainya. c. Gesekan Setengah Kering dan Pelumasan Terbatas Gesekan setengah kering terjadi jika antara permukaan terdapat lapisanbahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yangtidak rata masih dapat bersinggungan. Jadi dalam hal ini terjadigesekan kering sebagian dan gesekan zat cair koefisien gesek ditentukan oleh jenis bidang yang bergeserterhadap satu sama lain, tebalnya lapisan bahan pelumas dan viskositas serta daya lumas dari bahan pelumas. Koefisien daya lumas kira-kira 0,1. pelumasan yang terjadi pada gesekan setengah kering dinamakan pelumasan terbatas. 3. Jenis Pelumas Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,yaitu sebagai berikut. a. Minyak tumbuh-tumbuhan Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji atau buah. Pada minyak tumbuh-tumbuhan yang terpenting dalam teknikialah minyak lobak rape oil, minyak biji katun dan biji risinus. b. Minyak hewan Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras tulangbelulang atau lemak babi. Minyak hewan yang terpenting untukkeperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan. Minyaktersebut masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan ikan. Minyaktumbuh-tumbuhan dan minyak hewan keduanya mempunyai dayalumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan dari minyak itu ialah cepat menjadi tengit yang berartibahwa minyakmenjadi cepat rusak. Minyak tumbuh-tumbuhan danminyak hewan hampir tidak digunakan secara tersendiri sebagaiminyak pelumas. Akan tetapi karena daya lumasnya baik sekali makaditambahkan pada minyak mineral. c. Minyak mineral Minyak mineral diperoleh dengan cara distilasi penyulingan minyakbumi secara bertahap. Minyak mineral lebih murah dari pada minyaktumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan lamadari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas dariminyak mineral tidak sebaik minyak tumbuh-tumbuhan dan minyakhewan. d. Minyak kompon Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengansedikit minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan. Campuran inimempunyai daya lumas yang lebih sempurna dari pada minyakmineral. 4. Bahan Aditif Bahan tambahan aditif itu ialah zat kimia yang ditambahkan pada minyakdengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yangbersangkutan. Berbagai macam bahan tambahan itu diberi nama menurutsifat yang diperbaikinya dalam minyak. Jenis bahan tambahan adalah sebagai berikut ; a. bahan tambahan untuk menurunkan titik beku. b. Bahan tambahan untuk meningkatkan indeks viskositas. c. Bahan tambahan pemurni dan penyebar. Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang tetap tinggal melayanglayangdan mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian pesawatyang bersangkutan tetap dalam kondisi antioksidan mengurangi ketuaan minyak, jadi minyak yang diberiaditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapatdicegah. Aditif antikorosi memberi lapisan pelindung pada bagian mesin dengan demikian dapat dicegah termakanya oleh asam yang terjadi dalam minyak. Aditif dapat mencegah dua bagian permukaan logam yang salingbersinggungan berpadu dan juga meningkatkan daya lumas yang diberi aditif peningkat nilai tekanan batas, tahan terhadaptekanan tinggi. 5. Gemuk Gemuk adalah produk padat agak cair, umumnya tersusun dari minyak dansabun disamping metode lain membuat gemuk. Kandungan minyakumumnya antara 75-95%. Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahanudara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan gemuk apabilapemakaian oli mengalami kesulitan karena tidak ada bantalan mempunyai struktur halus atau butiran, sedangkan gemukroda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi harus mempunyai adhesiyang kuat pada logam sehingga tidak terlempar keluar dari antara roda gigi pada kotak roda gigi yang tidak tertutup adalah agar cairsehingga gemuk dapat kembali pada posisi dengan jenis logam yang digunakan untuk pelumasan, kita membedakan gemuk sebagai berikut ini. a. Gemuk sabun kalsium gemuk kapur Gemuk ini tahan air tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnyaterletak antara 90 – 1500 C. gemuk sabun kalsium digunakan untukpelumasan umum terutama untuk bantalan luncur. b. Gemuk sabun natrium gemuk soda Gemuk ini tidak tahan air akan tetapi tahan suhu tinggi, titik tetesnyaterletak antara 150 – 2300 C. gemuk sabun natrium digunakan untukpelumasan bantalan peluru dan bantalan golong. c. Gemuk sabun aluminium Gemuk ini tahan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnyaterletak pada 900 C. Gemuk ini sesuai untuk penggunaan khusus yangmemerlukan perlawanan terhadap daya lempar keluar. d. Gemuk sabun litium Gemuk ini tahan air dan tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada180 0 C. gemuk sabun litium digunakan sebagai gemuk serba guna yangberarti bahwa gemuk ini dapat digunakan untuk banyak macamkeperluan. e. Gemuk basa campuran Gemuk ini mengandung sabun kalsium dan sabun natrium, sifatgemuk ini tentu saja berada diantara sifat sabun kalsium dan sifatsabun natrium. Gemuk basa campuran digunakan sebagai gemuk serbaguna, akan tetapi tidak mungkin ditempat yang ada air. Suhu kerjamaksimum kira-kira 400 C, lebih rendah dari pada titik tetes. 6. Penggunaan Pelumas Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan antara lain sebagaiberikut. a. Minyak lumas mesin Tersedia dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tinggi. Bermuturendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang dapat dilumas daritempat minyak lumas. Kualitas yang lebih tinggi diperuntukan untuksystem sirkulasi pelumasan bantalan, roda gigi transmisi beban ringandimana oli harus berfungsi dalam jangka waktu yang lama, bermutudan tahan oksidasi. Viskositas yang diberikan untuk bantalantergantung beberapa factor yaitu; beban, suhu, kecepatan, diameterporos dan system pelumasan. b. Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing Minyak lumas mineral murni tidak tahan lama untuk pelumas padabeban berat dan beban hentakan transmisi roda gigi dan minyak system roda gigi, beban ringan yang terbuka diperlukan minyaklumas yang adhesi dengan logam dan tidak terlempar dari roda roda gigi beban berat terbuka, campuran yang mengandungaspal ulet sering digunakan pada suhu yang tinggi. c. Minyak lumas motor Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih untuk mencegah mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap dalam kondisi bersih. d. Minyak lumas silinder uap Minyak lumas silinder uap harus mempunyai titik nyala yang tinggidan tidak mengandung bahan yang mudah menguap pada uap mengandung gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi dengan cairan yang bersifat pelumas yang baik, adhesi pada logam cukup baik. e. Minyak lumas hidrolik Dengan alasan keselamatan cairan hidrolik tidak mudah menyala, dan mempunyai kekentalan yang rendah, apalagi untuk system hidrolik yang bekerja di dekat api. c. Rangkuman. 1. Bahan pelumas berasal dari minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organic, terutama hidrokarbon. 2. Fungsi pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindarikeausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnyapanas. 3. Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak pelumas. 4. Pengujian untuk menentukan viskositas minyak pelumas adalahpengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. 5. Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas padapermukaan logam atau metal. 6. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas. 7. Minyak pelumas yang digunakan dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu minyak tumbuh-tumbuhan, minyak hewan, minyak mineral, dan minyak kompon. 8. Bahan tambahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan pada minyak pelumas dengan tujuan untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan. 9. Gemuk adalah produk padat agak cair, dengan kandungan minyak umumnya antara 75-95%. 10. Gemuk lebih tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembab dan sebagainya.
Sistemhidrolik mesin pencetak paving SB324SE secara keseluruhan berada dalam kondisi stabil absolut, namun tingkat kestabilan pada tiap silinder bervariasi pada batasan margin tertentu. a. Produktifitas sangat dipengaruhi oleh kecepatan proses dalam menghasilkan suatu produk dimana untuk daya pompa yang konstan kecepatan dipengaruhi oleh
Pada system transmisi pada kapal sepatutnya ada adalah suatu system dimana rahasia nan dikeluarkan pecah mesin utama prime mover supaya dapat digunakan untuk menggagas suatu kapal dengan thrust yang sesuai dengan diharapkan, dan buat memindahkan rahasia dari prime mover tersebut maka dibutuhkan satu system persneling pada kapal. Transmission system pada satu kapal terdiri atas beraneka ragam varietas komponen dimana komponen tersebut nantinya akan ganti berhubungan satu dengan nan lain, komponen komponen tersebut seperti shafting, coupling atau clutch , gearbox dan bearings. Komponen komponen tersebut memiliki peranan masing masing plong system transmisi pada suatu kapal. Perlakuan pada setiap komponen harus diperhatikan dengan detail supaya gigi pusat yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan. Lega shafting misalnya, shafting pada main engine kapal berguna untuk mengkonversikan sendi rotasi yang dihasilkan dari main engine/prime mover kapal menjadi thrust yang nantinya digunakan untuk memotori suatu kapal. Propeller juga termasuk salah satu suku cadang penting pada proses shafting ini, dimana nantinya propeller inilah yang digunakan untuk menggerakkan suatu yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengurangi getaran getaran yang terjadi di poros yang bisa mendinginkan daya nan dihasilkan dari suatu prime mover, bagaimana system pelumasannya dan sebagainya dan kerjakan kondusif shafting maka diperlukan lah bearings maupun bantalan nan menjaga suatu shaft tetap puas porosnya. Sedangkan gearbox disinilah gelanggang pergantian sentral yang dihasilkan maka itu satu prime mover diubah dan disesuaikan dengan adegan propeller yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi dan daya bisa dipergunakan secara maksimal buat menggerakkan satu gearbox pada kapal terdapat suatu reduction gear yang digunakan bakal mengedrop babak dari mesin utama. Perlu diperhatikan desain kereta angin persneling tersebut dan di sesuaikan dengan rajah propeller Setiap propeller digerakkan dengan sistim besikal gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai dengan karakteristik baling-baling. Sistim roda gigi adalah dari reversing reduction gear type. Setiap roda gigi dilengkapi dengan pompa minyak pelumas, thermometer, dan Thrust bearing nan dipasang bergabung dengan apartemen roda gigi, berapa perbandingan matra tiap gear yang tepat dan lain clutch atau coupling sebenarnya clutch atau coupling ini berfungsi merintih antara gear dengan shaft. Maka mengintai uraian diatas maka perlu kita memafhumi apa itu pusat dan thrust pada kapal terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam masalah system transmisi puas kapal. Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan individu, secara kumulatif andai penghasil gerendel yang berguna lakukan menggerakan wahana, peralatan pabrik, penggagas pengungkit pengobar energi setrum, sebagai penggerak titir kapal dan lain-tidak. Pada suatu engine dapat menghasilkan ki akal dan energi maksimal namun tidak semua ki akal dan energi tersebut nantinya akan digunakan untuk memprakarsai kapal karena terdapat gaya kecondongan lain yang tedapat pada suatu kapal. Mode-tendensi ini diteruskan ke poros engkol melalui connecting rod dan melalui main bearing tren-gaya ini di berikan ke rumah sendal engine body. Bearing utama dan journal bearing sreg komponen engine bekerja dengan beban yang tinggi. Beban impulsif akibat kompresi dan pembakaran menyebabkan adanya beban gabungan nan akan terjadi ketika engine beroperasi. Batang penghubung shaft menjadi faktor yang adv amat dominan privat penelitian ini karena berfungsi perumpamaan alat untuk ki memengaruhi trik indikatur Ni yang dihasilkan dalam cambustion chamber ke paksi engkol. Daya ini akan berubah menjadi taktik efektif Ne sehabis memperhitungkan kerugian mekanis ηm. Teknik yang digunakan bikin mendeteksi kondisi keausan bantalan termaktub pengukuran ketebalan lapisan film, pengukuran kesesumbuan poros, analisis signal vibrasi, dan lain-lain sudah dilakukan. – Kiat Efektif PE adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi kecenderungan hambat dari badan kapal hull, agar kapal dapat bersirkulasi dengan kecepatan servis sebesar Vs. P = R xVs – Daya Sorong PT adalah besarnya daya yang dihasilkan maka itu kerja dari peranti gerak kapal propulsor bakal mendorong awak kapal. P = TxVa – Daya Nan Disalurkan PD yaitu daya nan diserap oleh baling-baling kapal keistimewaan menghasilkan Pokok Sorong sebesar Pt P = 2π Qd n dimana Q yaitu torsi yang disalurkan dari main engine dan n adalah jumlah propeller. – Buku Poros PS ialah daya yang terukur setakat provinsi di depan sendal bumbung poros stern tube bersumber sistem perporosan pentolan kapal. Effisieiensi shaft sekitar 98% berbunga Daya Rem / Brake Power . Suka-suka 2 tipe pelumasan secara conventional Pelumasan Petro Pelumasan Air Sistem modern bikin pelumasan air adalah dengan memberikan pasokan air pelumas berpunca privat badan kapal, sehingga tak lagi menggunakan air laut. Karena itu seal-seal yang digunakan menjadi mirip dengan sistem pelumasan petro. Sistim pelumasan air laut – air laut masuk melalui celah galang bagian belakang – Sreg penggalan depan digunakan remes packing untuk menjaga kekedapan – Menggunakan ganjal kusen pok Lignum vitae Sistim pelumasan minyak lumas – pelumasan menunggangi patra lumas – Sendal menggunakan babbit methal – patra lumas ditampung dalam tangki dan dialirkan ke tabung buritan – Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun dibelakang – dilengkapi dengan pompa kerjakan persebaran petro lumas Salah satu penyebab kesalahan dalam mengidas bahan pelumas buat permesinan kapal merupakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam alamat pelumas, nan dapat berbuntut fatal karena boleh merusak komponen-komponen mesin yang tidak sesuai dengan kriteria spesifikasi industri pembuat bahan pelumas. Pemberitaan bahan pelumas mutlak harus dimiliki maka itu awak kapal dalam berkreasi di atas kapal. disamping itu jasmani kapal juga diharuskan memaklumi dan mengarifi tentang bahan pelumas yang kerap digunakan internal bidang permesinan di kapal bakal menghindari kesalahan dalam pemilihan alamat pelumas yang digunakan di kapal. Sumber utama pelumas adalah petro manjapada yang merupakan campuran bilang organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin CnH2n-2, naftena CnH2n dan aromatik CnHn, kuantitas kombinasi tergantung sumber minyaknya. Aromatik n kepunyaan resan pelumasan nan baik sahaja tidak resistan oksidasi. Paraffin dan naftena kian stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu berlaku sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai rasam pelumasan yang baik. Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas sedang, dan paraffin memiliki viskositas tinggi. Oksidasi patra mineral umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak dapat sagu betawi. Apabila terjadi oksidasi besar-kuantitas akan menyebabkan korosi dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Kunci resistan oksidasi berkurang pada temperatur yang tinggi. Dengan semirr yang baik, oksidasi menyusut pada suhu yang tinggi. Dengan semirr yang baik, oksidasi masih akan tetap berlantas bertahap plong guru 80 0 C. diatas suhu tersebut kederasan oksidasi meningkat dengan cepat. Kecepatan oksidasi tergantung pada hawa mega dan macam incaran ganjal bearing. Oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas oli harus diganti. Faedah pelumas Maslahat terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Keadaan nan diinginkan adalah apabila gesekan ferum dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh bioskop pelumas, disini gesekan besi betul-betul diganti dengan gesekan privat pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan terbatas, pelumas tidak patut dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkan gesekan logam. Disamping itu jamahan sekali lagi terjemur dari kehalusan dan keadaan logam, selain kemampuan pelumas. Bulan-bulanan yang tidak sejenis biasanya tekor menyebabkan kebinasaan bidang dibandingkan objek yang sejenis. Dalam informasi unsur pelumas yang berhubungan simultan dengan ferum akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan adhesi penyerapan molekul-partikel ini memberikan daya tahan puas logam. Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus resistan lama, tahan panas dan tahan oksidasi. Petro mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau berkecukupan ibarat pelumas mempunyai kemampuan pelumas tetapi tidak layak resistan oksidasi. Viskositas adalah dimensi benduan mengalir suatu minyak ialah adat yang penting dari minyak pelumas. Bilang pengujian telah dikembangkan lakukan menentukan viskositas, antara lain pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas semua cairan tersampir pada suhu. Bila suhu meningkat maka muslihat keterikatan antar molekul berkurang. Sebagai jenis patra perlintasan viskositasnya sangat ekstrem dibandingkan yang lainnya. Tutul beku suatu minyak ialah suhu dimana minyak berhenti mengalir atau dapat sekali lagi disebut tutul cair ialah suhu terendah dimana minyak masih mengalir. Pengetahuan akan halnya hal ini utama dalam pendayagunaan minyak pada hawa yang abnormal Jamahan dan Pelumasan Singgungan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang ki bentrok digerakkan terhadap satu sama tak, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan objek pelumas antara dua bagian yang bergerak dengan harapan untuk mengurangi senggolan dan keausan. a. Gesekan Kering Gesekan kering terjadi bila bukan terwalak korban pelumas. Bintang sartan antara bagian-penggalan yang bergerak terjadi kontak langsung. Perjuangan gesekan yaitu akibat berbunga penggait berbaris-baris dari puncak bagianbagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh varietas rataan yang saling bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan cengkar tidak diperbolehkan dalam peralatan teknik. b. Gesekan Zat Enceran dan Pelumasan Penuh Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu salutan korban pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang bukan rata itu lain saling bersinggungan pun. Makara kerumahtanggaan keadaan ini bukan terdapat senggolan tandus antara bagian-bagian yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-salutan korban pelumas. Besarnya koefisien menggosok ditentukan oleh tebalnya lapisan target pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu makin kerdil dari 0,03. pelumasan yang terjadi karena gesekan zat enceran dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan hidro dinamis. Keuntungan yang terpentingdari pelumasan mumbung ialah pengausan yang tinggal pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor , yaituviskositas berusul bahan pelumas, garis tengah paksi, kepantasan putarporos, bagasi, suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antaraporos dan bantalan, jenis dan sebagainya. c. Sentuhan Sepoteng Tandus dan Pelumasan Terbatas Gesekan secarik kering terjadi jika antara permukaan terdapat lapisanbahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yangtidak rata masih dapat bercekcok. Kaprikornus internal kejadian ini terjadigesekan kersang sebagian dan jamahan zat cair koefisien menggisil ditentukan oleh jenis meres yang bergeserterhadap suatu sama tak, tebalnya sepuhan bahan pelumas dan viskositas serta sosi lumas dari sasaran pelumas. Koefisien daya lumas duga-taksir 0,1. pelumasan yang terjadi pada singgungan setengah kering dinamakan pelumasan minus. 3. Jenis Pelumas Semirr nan digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,merupakan perumpamaan berikut. a. Minyak bertunas-tumbuhan Minyak bersemi-pokok kayu diperoleh dengan cara mengepal kredit maupun biji zakar. Plong minyak merecup-tumbuhan yang terpenting dalam teknikialah petro lobak rape oil, minyak biji katun dan nilai risinus. b. Minyak hewan Patra sato diperoleh dengan cara merebus atau memerah tulangbelulang atau legit babi. Patra hewan yang terpenting untukkeperluan teknik ialah petro benak dan patra iwak. Minyaktersebut masing-masing diperoleh dari suku dabat dan ikan. Minyaktumbuh-tumbuhan dan minyak fauna keduanya mempunyai dayalumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan mulai sejak patra itu yaitu cepat menjadi tengit nan berartibahwa minyakmenjadi cepat busuk. Petro tumbuh-pokok kayu danminyak binatang hampir tak digunakan secara tersendiri sebagaiminyak pelumas. Akan saja karena daya lumasnya baik sekali makaditambahkan puas minyak mineral. c. Petro mineral Patra mineral diperoleh dengan cara distilasi penyulingan minyakbumi secara sedikit berangsur-angsur. Minyak mineral makin murah dari pada minyaktumbuh-tanaman atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan lamadari kedua macam minyak tersebut. Belaka semata-mata taktik lumas dariminyak mineral lain sebagus minyak tumbuh-tumbuhan dan minyakhewan. d. Minyak kompon Patra kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengansedikit petro bersemi-tanaman maupun minyak binatang. Campuran inimempunyai daya lumas nan bertambah transendental berusul pada minyakmineral. 4. Bahan Aditif Objek adendum aditif itu ialah zat ilmu pisah yang ditambahkan pada minyakdengan tujuan bikin memperbaiki sifat-sifat tertentu dari petro yangbersangkutan. Berbagai macam bahan apendiks itu diberi nama menurutsifat yang diperbaikinya dalam patra. Jenis bahan tambahan yakni sebagai berikut ; a. bahan tambahan bikin menurunkan noktah beku. b. Incaran pelengkap untuk meningkatkan indeks viskositas. c. Incaran pelengkap pemurni dan penyebar. Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang loyal habis melayanglayangdan mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian pesawatyang bersangkutan konsisten dalam kondisi antioksidan mengurangi ketuaan minyak, makara minyak yang diberiaditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapatdicegah. Aditif antikorosi membagi saduran pelindung pada bagian mesin dengan demikian dapat dicegah termakanya oleh asam nan terjadi dalam patra. Aditif dapat mencegah dua bagian bidang logam yang salingbersinggungan berpadu dan juga meningkatkan daya lumas yang diberi aditif peningkat nilai impitan batas, tahan terhadaptekanan tinggi. 5. Gemuk Bakir adalah produk padat agak cair, rata-rata tersusun dari petro dansabun disamping metode enggak membuat rani. Kandungan minyakumumnya antara 75-95%. Gemuk lebih resistan karat, tahan oksidasi, tahanudara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan produktif apabilapemakaian oli mengalami kesulitan karena tidak ada lapik memiliki struktur renik atau butir, sedangkan gemukroda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi harus punya adhesiyang langgeng puas ferum sehingga tidak teremban keluar dari antara sepeda gigi pada boks roda gigi nan tidak tertutup adalah agar cairsehingga gemuk bisa kembali pada posisi dengan spesies metal yang digunakan untuk pelumasan, kita membebaskan gemuk perumpamaan berikut ini. a. Kreatif sabun batangan zat kapur bernas kapur Gemuk ini tahan air tetapi tidak resistan hawa strata, titik tetesnyaterletak antara 90 – 1500 C. kaya sabun cuci kalsium digunakan untukpelumasan awam terutama buat sendal luncur. b. Gemuk sabun cuci natrium gemuk natrium hidroksida Berpunya ini lain resistan air akan hanya tahan suhu tinggi, titik tetesnyaterletak antara 150 – 2300 C. gemuk sabun natrium digunakan untukpelumasan galang peluru dan sendal golong. c. Gemuk sabun cuci aluminium Gemuk ini resistan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, noktah tetesnyaterletak pada 900 C. Gemuk ini sesuai lakukan pendayagunaan khusus yangmemerlukan persabungan terhadap kiat keluarkan keluar. d. Bernas sabun batangan litium Gemuk ini tahan air dan tahan temperatur tinggi, bintik tetesnya terdapat pada180 0 C. berada sabun litium digunakan bagaikan gemuk serba guna yangberarti bahwa gemuk ini bisa digunakan cak bagi banyak macamkeperluan. e. Gemuk basa campuran Gemuk ini mengandung sabun cair kalsium dan sabun batangan natrium, sifatgemuk ini pasti saja berada diantara sifat sabun cuci zat kapur dan sifatsabun sodium. Gemuk basa paduan digunakan sebagai rani serbaguna, akan tetapi tak barangkali ditempat yang ada air. Guru kerjamaksimum kira-kira 400 C, bertambah rendah pecah puas titik tengguli. 6. Pendayagunaan Pelumas Pelumas boleh digunakan untuk beberapa keperluan antara lain sebagaiberikut. a. Minyak lumas mesin Cawis dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tangga. Bermuturendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang bisa dilumas daritempat minyak lumas. Kualitas nan makin tataran diperuntukan untuksystem rotasi pelumasan sendal, pit gigi transmisi beban ringandimana oli harus berfungsi dalam jangka waktu nan lama, bermutudan resistan oksidasi. Viskositas nan diberikan cak bagi bantalantergantung beberapa factor merupakan; beban, suhu, kelancaran, diameterporos dan system pelumasan. b. Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing Patra lumas mineral kalis tidak resistan lama bagi pelumas padabeban berat dan beban hentakan transmisi roda transmisi dan patra system roda gigi, beban ringan nan terbuka diperlukan minyaklumas nan adhesi dengan ferum dan tidak terlempar berpokok roda bagi pit gigi kewajiban susah terbuka, campuran yang mengandungaspal ulet rajin digunakan pada hawa yang janjang. c. Minyak lumas biang kerok Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih bikin mencegah mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap n domestik kondisi sejati. d. Minyak lumas silinder uap Minyak lumas torak uap harus memiliki titik nyala yang tinggidan tidak mengandung alamat yang mudah pupus pada uap mengandung gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi dengan hancuran yang bertabiat pelumas yang baik, adhesi pada besi memadai baik. e. Minyak lumas hidrolik Dengan alasan keselamatan larutan hidrolik tidak mudah menyala, dan punya kekentalan nan cacat, malar-malar lakukan system hidrolik yang berkarya di karib api. c. Rangkuman. 1. Mangsa pelumas berpangkal dari petro dunia nan merupakan paduan beberapa organic, terutama hidrokarbon. 2. Kekuatan pelumas ialah mencegah logam bergesekan, menghindarikeausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnyapanas. 3. Viskositas adalah dimensi tahanan mengalir suatu minyak yaitu sifat yang penting dari minyak pelumas. 4. Pengujian bikin menentukan viskositas minyak lincir adalahpengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. 5. Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bulan-bulanan pelumas padapermukaan besi atau metal. 6. Besarnya koefisien menggisil ditentukan maka itu tebalnya sepuhan alamat pelumas dan maka dari itu viskositas. 7. Semirr yang digunakan dibedakan menjadi sejumlah tipe, yaitu minyak merecup-tumbuhan, minyak dabat, minyak mineral, dan minyak kompon. 8. Incaran tambahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan pada semirr dengan harapan cak bagi memperbaiki sifat-sifat tertentu dari patra yang bersangkutan. 9. Gemuk adalah komoditas padat agak hancuran, dengan kandungan patra kebanyakan antara 75-95%. 10. Gemuk lebih resistan karat, tahan oksidasi, resistan udara lembab dan sebagainya.
Berat 67.5 - 278.5 kg. engine_common_iconlist. -. Konsep. Tenaga Fantastis. Motor Diesel serbaguna Yanmar dengan Tenaga Fantastis yang tangguh dan pantas menjadi mitra sukses usaha anda. Negara wilayah penjualan. Indonesia,Malaysia,Singapura,Philipina Saudi Arabia,Uni Emirat Arab,Kuwait,Bahrain,Taiwan.

Connection timed out Error code 522 2023-06-14 235833 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7684e4d91d1c7c • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Gambar2. Bagian-bagian mesin yang perlu mendapatkan pelumasan (lubrica). Revolusi industry bermula di Inggris sekitar tahun 1760 dan berakhir selama 80 tahun. Selama waktu tersebut, perkembangan mesin skala besar berbahan dasar besi dan baja telah dicapai. Mesin uap ditemukan, dan konsep rel untuk lokomotif uap telah dikembangkan. .